Lihat ke Halaman Asli

AKIHensa

TERVERIFIKASI

PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Alfred Riedl dan Liga Indonesia

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelatih Alfred Riedl.

Foto : Alfred Riedl ( ESPN)

Alfred Riedl, mantan Pelatih Timnas Indonesia asal Austria berusia 65 tahun ini akhirnya memutuskan untuk menjadi Pelatih PSM-Makasar, salah satu peserta Liga Super Indonesia. Berita ini menjadi menarik karena Riedl pernah memberikan kritik pada Liga Indonesia.

Berkaitan dengan Liga Super Indonesia, masih ingat apa yang pernah diucapkannya saat Timnas gagal di Piala AFF 2014 yang lalu?. Ketika ditanya apakah setelah dipecat sebagai Pelatih Timnas, Riedl akan melatih salah satu klub Liga Indonesia ?. Riedle saat itu menjawab tidak berminat untuk melatih klub di Indonesia. Bahkan saat itu Riedl menyoroti Liga Super Indonesia yang cenderung permisif dengan pelanggaran bahkan terkesan brutal. Riedle pun melihat kesan para pemain kurang memiliki respek satu sama lain. Begitupula respek kepada wasit sangat rendah. Akibatnya menurut dia, pemain Indonesia memiliki masalah disiplin ketika dipanggil memperkuat negaranya tampil di laga internasional.

Apa yang dikemukakan Riedl tentang Liga Super Indonesia (ISL) bisa juga benar. Selama bergulir sepanjang tahun 2014, banyak kejadian yang membuat LSI tercoreng namanya. Keributan antar suporter, penunggakkan gaji para pemain, keributan suporter dengan aparat keamanan, wasit yang berat sebelah sehingga memancing emosi pemain, hujan kartu akibat pelanggaran antar pemain dan yang terakhir adanya indikasi pengaturan skor melalui sepakbola gajah. Mungkin semua kejadian tersebut sudah sama-sama kita ketahui. Semua kasus kasus pelanggaran disiplin bahkan sudah disidangkan oleh Komisi Disiplin PSSI dan diputuskan untuk diberikan sanksi hukum bagi para pelakunya. Dibutuhkan ketegasan dalam hal pelanggaran disiplin ini agar tidak terulang lagi kejadian serupa dimasa mendatang.

Untuk mengarungi musim kompetisi 2015, saat ini PSSI sedang melakukan verifikasi terhadap klub-klub peserta kompetisi. Ada aspek yang terpenting dari tahap verifikasi tersebut yaitu laporan keuangan dan kesiapan finansial klub serta jaminan pelunasan tunggakkan terhadap pemain. Jika tidak lolos verifikasi, klub tidak bisa mengikuti kompetisi musim 2015. Hal ini pun PSSI harus tegas menegakkan aturan bagi klub yang tidak lolos verifikasi tidak bisa ikut berkompetisi di Liga Super Indonesia 2015. Melonggarkan aturan akan kembali menurunkan derajat Liga Indonesia menjadi Liga yang mempunyai standar rendah.

Kritikan Riedl terhadap  Liga Indonesia yang dikemukakan di atas membawa konsekwensi bagi dirinya melalui klub PSM-Makasar untuk meningkatkan  perbaikan pada kualitas Liga Indonesia menjadi liga yang bersih dan profesional. Apa yang diharapkan oleh Riedl agar Liga Indonesia menjadi Liga yang bersih dan profesional akan terwujud jika semua aturan main ditegakkan dengan tegas tanpa kompromi. Kitapun menunggu kiprah Riedl diLiga Super Indonesia apakah membawa peningkatan kualitas pemain-pemainnya terutama peningkatan disiplin dan semakin profesional ataukah Riedl tidak membawa apa-apa hanya sekedar omong doang, melatih dan mengarungi kompetisi alakadarnya. Kita tunggu Opa apa yang akan kau lakukan.

Liga yang bersih dan profesional akan menghasilkan prestasi bagi Tim Nasional.

Bandung 11 Januari 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline