Lihat ke Halaman Asli

Kebisuan Sebuah Terima Kasih

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

bila kita kembali kepada masa seorang saya dilahirkan...
dan meruntut setiap detil kehidupan yang telah dilalui,
bersama keluarga, bersama teman, bersama Tuhan,
adakah suatu segmen kehidupan yang terlupakan?
sebuah segmen yang menjadi tempatnya,
bagian mendasar setiap lembar sejarah hidup kita..

dalam hidup saya,
segmen ini sempat tertinggal, sempat terlupakan,
sempat dibunuh..

namun, seiring dengan memudarnya warna setiap helai rambut saya,
suatu epifani menampar pipi kanan dan kiri dan menggoncangkan diri saya

lalu kesadaran mendadak akan kenyataan tersebut membuat saya mengatakan

inilah rumahku

inilah bagian jiwaku

inilah relung terdalamku
di dunia

karena ku sadar, akhirat bukanlah milik ku

di palung terdalamnya aku pernah tenggelam
dan menemukan spesies baru bernama aku

di tatar ini aku pernah hidup
menggoreskan tinta-tinta warna kehidupanku
dari merah, biru, hijau, kuning, hitam dan putih.

di ranah ini aku juga pernah meronce untaian manikam-manikam
manikam indah yang mungkin pernah melukaiku saat ku meroncenya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline