Lihat ke Halaman Asli

Tunjangan

Diperbarui: 12 Oktober 2023   12:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dan terjadi lagi dan terulang lagi. Memang sudah nasibnya begini. Mau bagaimana lagi? Sudah terlanjur menjadi pilihan hidup. Hidup begitu berat dan terasa pahit namun tetap harus dijalani. Apalagi posisi sudah tidak sendiri lagi. Mau tidak mau dihadapi bisa dengan senyum atau bisa juga dengan senyum pahit bisa juga dengan senyum paling pahit.

Apakah menunggu acc pejabat atau kah orang penting dulu baru cair? Acc itu accord dalam bahasa Inggris. Semua orang tentunya sudah paham bahwa arti acc adalah menyetujui atau menerima. Oleh sebab itu bagi para bawahan tentu hanya pasrah dan mau tidak mau menerima dengan lapang dada.

Bagi yang tidak tahan atau tidak sabar pasti paylater atau pinjol bisa menjadi pilihan ditengah himpitan tuntutan serta pinjaman yang harus segera dicicil. Belum lagi godaan aplikasi di smartphone yang kian update bisa paylater ada juga bank swasta nasional tiba-tiba memunculkan fitur paylater.

Semua ini bisa menjadi daya tarik bagi orang awam untuk berhutang. Padahal awalnya hanya berharap pada tunjangan. Namun bila yang terjadi tunjangan itu menjadi tidak on time tidak tepat waktu tentu hal ini membuat orang akan terjebak untuk meminjam dana dari pihak-pihak yang bisa jadi tidak resmi. Ya pihak yang tidak resmi.

Jangan sampai orang-orang ini yang awalnya tidak mempunyai hutang menjadi berhutang. Banyak sudah di berita di luar sana mengenai sita menyita aset. Ya sita karena tidak sanggup mencicil hutang ditambah pula dengan bunganya mengakibatkan banyak orang pada akhirnya malah kehilangan rumahnya.

Padahal bisa jadi itu adalah rumah warisan. Sedih memang hal ini menjadi efek domino. Dikarenakan satu hal awalnya. Ya itu tunjangan yang tidak kunjung cair. Semoga saja hal ini menjadi perhatian para pejabat yang bersangkutan. Ini di ibukota entah di tempat lain bisa jadi lebih berat lagi beban nya.   

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline