Harga beras mengalami kenaikan pesat sejak awal tahun 2024. Tingginya harga beras terjadi karena produksi beras lokal belum memasuki musim panen raya yang di sebabkan kondisi cuaca ekstrem EL Nino yang menyebabkan musim kemarau berkepanjangan pada awal tahun 2024 sehingga pasokan beras di beberapa daerah berkurang.
Badan Pangan Nasional (BAPANAS) mendata rata-rata harga beras kualitas medium bulan Januari 2024 terpantau naik 0,37% menjadi Rp13.510 per kilogram. Begitupun dengan harga beras premium naik Rp130 menjadi Rp15.460 per kilogram. Harga beras masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No. 7/2023 sebesar Rp10.900 - Rp11.800 per kilogram untuk beras medium dan Rp13.900 - Rp14.800 per kilogram untuk beras premium. Meskipun harga beras terus naik namun menurut Badan Pangan Nasional (BAPANAS) stok beras nasional yang berada di bulog, penggilingan padi, distributor mencapai 4 juta ton pada awal tahun 2024, angka ini relatif cukup aman hingga lebaran nanti.
Kenaikan harga beras menjadi perhatian utama dalam potensi inflasi yang meningkat.Gubernur Bank Indonesia memaparkan dampak beras ke inflasi pada bulan Januari 2024 kemarin inflasi beras berdampak 0,64% month to month, ini bobotnya 3,43% menggunakan SBH 2022 yang baru dikeluarkan BPS. Itulah yang menyebabkan Volatile food kita mengalami peningkatan sebesar 0,01% mencapai 7,22% (yoy) inflasinya, Core Inflation (inflasi inti) mengalami inflasi sebesar 0,20% (mtm) atau 1,68%(yoy) secara tahunan inflasi inti masih terjaga meskipun dalam tren melandai.Sementara itu inflasi komponen harga yang diatur pemerintah (administered prices/AP) dalam hal ini kontribusinya sangat kecil di 1,74%.
Saat ini, masalah stok dan harga beras masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Pemerintah telah melakukan upaya seperti memberikan masyarakat beras murah SPHP dan juga memberikan bantuan pangan beras untuk masyarakat kelas bawah. Pemerintah juga melakukan Langkah untuk mengendalikan inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan melaksanakan kebijakan moneter dan fiskal .
Penulis:Henri Adi, Rakha Yattaqi, Fachri Hilman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H