Sore itu, di dalam kamar Sendok udud klepas-klepus. Sendok baru saja selesai memperbaiki laptop milik salah satu temannya. Mukanya tidak berubah, masih sumringah persis seperti tadi saat menerima salam tempel. Saya tidak ingin merusak suasana hati Sendok.
"Dok! Nih, masih sisa lumayan banyak."
Saya kembalikan amplop salam tempel yang didapat dari reparasi laptop milik temannya tadi. Dan kemudian menemani Sendok udud.
"Sisa berapa Hen?"
"Sekitar 250 ribu, Dok."
"Looo, kok masih banyak..."
"Katamu jangan dihabiskan!"
"Cakep."
"Dobol!" gumam saya.
"Ikut yuk!" ujar Sendok sembari mengeluarkan asap rokok berbentuk O dari mulutnya.