Siang itu cuaca cerah sekali. Sinar matahari masuk di antara dedaunan sangat lebat. Menghilangkan udara dingin di halaman belakang rumah Ki Kastara yang dipenuhi aroma mangga masak pohon.
Dewandaru masih setia menemani paman dan kakeknya. Sesaat, Ki Kastara mengangguk-angguk kecil sembari memandang Ki Kebomas. Hatinya mencoba mengirim sebuah pesan, "Sudah saatnya Ki. Jangan kau tunda lagi!"
Ki Kebomas yang tahu itu, dengan tenang menyapa Dewandaru. "Saat kau dengar ini, tentu hatimu akan tersulut api kemarahan, kebencian dan dendam yang tiada ujungnya. Tetapi kumohon, berusahalah melihat lebih dalam. Kau akan menyelamatkan dua nyawa, dan itu jauh lebih baik dari rasa dendam itu sendiri." Mendengar ini Dewandaru bernapas berat.
"Ayah dan ibumu mati terbunuh oleh seseorang yang menggunakan mantra kolobra naja. Namanya Putera Nara." Kata Ki Kebomas lirih.
"Putera Nara..." Gumam Dewandaru pelan.
"Dia membunuh orang tuamu yang mencoba mempertahankan hutan di Karimunjawa, tempat di mana kau dilahirkan." Kata Ki Kebomas. "Aku tak bisa menjelaskannya lebih banyak. Nanti kau akan tahu sendiri.
Tetapi, yang bisa sedikit kakek ceritakan. Saat ayahmu menerima serangan mantra itu, dia berusaha menghilangkan kesaktian Putera Nara menggunakan mantra dewana ragawanda dengan pertaruhan nyawa. Dan saat menemukanmu, kakek benar-benar tidak tahu bagaimana itu terjadi ketika pertama kali melihat kulit tangan kananmu mendadak berwarna biru. Kakek hanya tahu mantra itu membuatmu lebih sakti, tapi di lain sisi menjadi penghambat dua mantra sakti yang akan kuberikan padamu jika sekujur tangan dipenuhi warna biru."
Dewandaru mulai menemukan jawaban apa yang selama ini menjadi pertanyaan-pertanyaan hatinya. Ki Kastara hanya terdiam, membiarkan Ki Kebomas menjelaskan satu persatu persoalan. "Putera Nara tak sendirian, cucuku. Di belakangnya ada sosok sakti yang bernama Ki Purwa."
"Bukankah Ki Purwa ada-lah sahabat terbaik kakek yang pernah diceritakan Ki Kastara itu?" Ujar Dewandaru pelan-pelan. Disertai angguk-angguk kecil Ki Kastara.
"Ya. Benar sekali. Ki Purwa salah satu sahabat terbaik yang pernah kumiliki. Ia satu-satunya manusia yang memiliki mantra uragapati." Kata Ki Kebomas menjelaskan.
"Tapi Kek. Bukannya kesempurnaan uragapati mampu mengeluarkan cahaya naga emas?" Tanya Dewandaru.
"Iya, betul cucuku. Itu puncak cahayanya. Mantra itu akan selalu membuat pemiliknya haus kekuasaan dan merasa paling kuat." Jawab Ki Kebomas.