Adakah hasil yang kudapat untuk hari ini kawan. Aku sangat berharap sekali dari pekerjaan ini. Ayolah, sedikit saja senyummu itu sungguh mampu membuatku bertahan untuk satu hari ini.
Apa yang kau harapkan dari pekerjaan itu, dan bagaimana mungkin kau menaruh harapan padanya. Bukankah berulang kali kubisikkan, lakukan saja apa yang menurut kata hatimu baik janganlah kau halangi, lakukan saja.
Baiklah-baiklah. Maaf, bukan maksudku tak percaya, tapi... Terkadang di belahan hatiku yang lain berkata, 'tidak.'
Kalau begitu kau tak memerlukanku lagi!
Jangan-jangan, jangan begitu. Bukankah kau yang mengajarkanku untuk selalu berprasangka baik!
Aku tak mengajarkan hal itu kepadamu, aku hanya membisikan saja. Aku tak punya wewenang untuk masuk ke wilayah itu. Dirimu harus mencarinya lagi. Bisikanku mungkin saja benar, tapi ada wilayah yang tak bisa kucampuri, salah satunya di wilayah...
Ya, ya, lagi-lagi aku yang selalu memutuskan. Tapi, tetaplah di dekatku kawan. Aku selalu membutuhkanmu.
Hmm, seharusnya begitu. O ya, coba kau lihat lagi sisi kanan pipimu, sepertinya ada yang kurang. Tambahkan lebih banyak lagi, tunjukkan sisi lain dari dirimu.
Bagaimana, apakah sudah sesuai?
Dirimu itu terlalu banyak tanya, sampai kapan hal remeh-temeh seperti ini tak bisa kau selesaikan. Ayolah kawan, mandirilah.
Aih, baru kali ini makhluk sepertimu mengeluh. Aku kira hanya diriku. Sudahlah, sana pergi saja. Kali ini aku tak membutuhkanmu.