Lihat ke Halaman Asli

Henri Koreyanto

Kuli Kasar

Tanpa "Alasan" Ketika Berhenti Merokok

Diperbarui: 28 Oktober 2021   11:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

"Aduh, sudahlah Jo. Nggak usah rewel dengan tanda baca. Cuma karena masalah sebuah kata yang diapit tanda petik saja loh, kok ribet banget kamu jadi editor. Ini cuma catatan picisan" gumamku. 

Sejenak Paijo terdiam. Kemudian tubuhnya beranjak meninggalkan meja kerja. Kulirik langkah kaki menuju lantai 2.

"Walah, piye iki" gumamku. Jangan-jangan Paijo ngambek. Maren, bisa-bisa nggak tayang tulisanku.

Marjo dan Tarjo, tiba-tiba memberikan kode mata. Seolah mengingatkan. Sana hibur dia, lain kali hati-hati kalau bicara.

Ya sudahlah, aku mengalah kali ini.
Kususul dia di lantai 2. Kebetulan lantai 2 di tempatku kerja ada tempat khusus untuk barisan perokok.

Kusapa dia, seolah melupakan masalah.
"Jo, gak usah mikir negara. Negara sudah ada yang mikir, mereka orang-orang pilihan" sapaku kepadanya yang lagi duduk santai dengan asap mengepul dari bibirnya.
"Cari inspirasi" balasnya, melanjutkan "Rokok Sam..." dia menawarkan kepadaku,
"Sik Jo. Bingung aku..." gumamku, sembari menundukan kepala.
"Bingung kenapa..., sudah, nggak usah mikir negara. Kan gitu katamu tadi" balas Paijo.
"Ya bingung saja. Pilih bayar cicilan, apa beli rokok dulu ya..." gumamku lemes.
"Dagelan ta kamu Sam. Ya, beli rokok dululah baru bayar cicilan" kata Paijo, sambil matanya melotot.
"Loh kok bisa?" tanyaku terkaget.
"Beli rokok. Hidupin sebatang, dapat inspirasi baru bayar cicilan" jawabnya, melanjutkan "Ini pasti duwitmu kurang yo buat bayar cicilan"
Aku tersimpuh malu, mendengar kata-kata Paijo.
"Sudah gini Saja, rokok punyaku dulu. Nanti siang jam istirahat kita beli sambil bayar cicilanmu" kata Paijo.
"Nggak usah Jo, aku cuma akting. Ta kira kamu masih ngambek sama aku. hehehe..." jawabku.
"Ngowos Sam. Kena 2x aku" katanya senyum-senyum.
Kemudian aku WA Marjo untuk ikut ke lantai 2.

Tak lama Marjo masuk ke ruang smoking di lantai 2 ini. "Ada apa sih, kok ramai ae dari tadi. Nih Sam rokokmu." sambil melempar rokok kearahku.

"Matur suwun yo Mar. Pis, pis" sapaku ke Marjo.
"Halah, pancet ae" gumamnya.

"Mar, kamu beneran sudah nggak merokok?" tanya Paijo. "Kalau aku masih merokok. Seharusnya sebelum ku kasihkan rokok punya si Sam ini, aku ambil sebatang Jo" jawab Marjo.

"Baguslah, sudah pindah ke 4 tak. Jangan kayak aku sama si Sam ini, masih 2 tak" balas Paijo, mengumpakan seperti mesin motor.

"Ya nggak gitu toh Jo, buat perumpamaan" Kata Marjo bijaksana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline