Lihat ke Halaman Asli

Kembali Bercerita dengan Mesin Waktu

Diperbarui: 4 Oktober 2021   08:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore itu aku mendapat kabar melalui pesan singkat, Paijo sudah di dalam angkot trayek AL (Arjosari-Landungsari) yang masih ngetim di pintu keluar terminal Arjosari, aku spontan membereskan beberapa isi kamar kos yang masih berantakan. Tentu saja tak melulu' soal buku. 

Sepi memang kurasakan ketika harus sendiri saat Paijo pulang kampung. Kehadirannya kali ini, benar-benar memberikan angin segar, ada banyak hal yang ingin kusampaikan untuk bincang-bincang malam ini.

Seperti biasa, sebelum dia tiba aku menyiapkan beberapa keperluan mini dapur diantaranya zippo gas dan minyak goreng. Maklum, saat yang ku nanti akan tiba, pempek-pempek khas asli daerah Paijo punya cita rasa yang ngangeni.

Tak hanya itu saja, kubuat satu teko wedang kopi pendamping pempek-pempek untuk acara melek'an bersama. Paijo tipe orang yang selalu memberi cerita berbagai hal bila sudah tiba dari perjalanan jauh. Alih-alih istirahat, baginya bercerita lebih asyik sambil menikmati hidangan oleh-oleh dari daerah asalnya.

Sesuai perkiraan, kudengar suara khasnya, berpamitan nyuwun sewu kepemilik kos, sembari bincang-bincang singkat. Tak lama langkah kakinya mulai menuju anak tangga.

Setibanya di atas, kusambut dengan penuh suka cita,
"Alhamdulillah, wis teko rek kanca ku...?"

"Kangen yo karo aku..." tanya Paijo,

"Wuiiihhh, ra blass yo jo. Rugi ngangeni awakmu,"

"Ngowoos cak..."

"Justru pempek-pempek sing ma'gowo iki jo, ngangeni..."

"Heis... heis... ayo ki ewangi beres-beres kerdus'e" pinta Paijo,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline