Lihat ke Halaman Asli

Uang Bukan Segalanya (Catatan Kecil Atas Kesetiaan Steven Gerrard)

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Siapa bilang menjadi pesepakbola tak bisa kaya-raya dan bisa hidup berfoya-foya selagi aktif di lapangan

hijau? Zaman sekarang, ketika kapital, industri periklanan dan teknologi komunikasi bersatu-padu

"menyetubuhi olahraga, termasuk sepakbola yang saat ini kita bicarakan, maka itu membawa kekayaan

(juga mungkin kesejahteraan) bagi klub dan para pemain sepakbola.

Di Indonesia, walau liga dan kompetisinya masih abal-abal, para pemain mau tak mau mengakui sudah

mengalami peningkatan kesejahteraan. Dari durasi kontrak 1 tahun (liga di Indonesia begitu, durasi kontrak

paling lama setahun sebelum kemudian klub susah payah lagi cari uang), seorang pemain paling tidak bisa

membangun rumah untuk orangtuanya di kampung atau membeli mobil pribadi.

Di era sebelumnya, sulit mencari banyak pemain sepakbola nasional yang sejahtera. Paling-paling nanti

mereka setelah pensiun akan menjadi PNS atau pegawai BUMN/BUMD. Kalau di liga-liga Eropa, dari dulu

pesepakbola sudah bisa menghasilkan duit dari setiap kontrak yang mereka terima.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline