Lihat ke Halaman Asli

Henny Maria Heng

Kepala Sekolah TK Kristen Immanuel Pontianak

Bermain Bahasa di Rumah

Diperbarui: 3 Agustus 2023   08:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber: lifetime.okezone.id)

Selama belasan tahun saya sebagai pendidik di Taman Kanak-Kanak, saya menemukan semakin tahun kasus anak yang terlambat berbicara juga semakin meningkat. Hal ini paling banyak ditemukan ketika prascreening perkembangan anak pada saat Penerimaan Siswa Baru. Saat proses inilah, kami menemukan anak-anak yang kesulitan untuk berkomunikasi dan kemudian mengekspresikan diri dengan marah, teriak, bahkan sampai tantrum, ada juga yang sama sekali tidak mau membuka mulut untuk bicara, dan ada yang mengoceh dengan bahasa yang tidak berarti, biasa kami berikan istilah "Bahasa Dewa".

Mengapa anak-anak zaman sekarang banyak mengalami terlambat bicara?

Menurut artikel yang ditulis dalam Alodokter oleh dr. Airindya Bella pada tanggal 6 Mei 2023 (https://www.alodokter.com/ketika-anak-terlambat-bicara), penyebab keterlambatan bicara pada anak dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti:

  • Dibesarkan di lingkungan dengan lebih dari satu bahasa atau bilingual
  • Kesulitan mengerti kata-kata atau mencari kata-kata
  • Gangguan pendengaran
  • Kelainan struktur rongga mulut, misalnya karena bibir sumbing atau kelainan lidah
  • Gagap
  • Pengabaian dari orang sekitar
  • Gangguan spektrum autism

(Sumber: detik.com)

Orang Tua terkadang tidak mempunyai kesabaran untuk melatih anak berbicara hingga tuntas. Kerap terjadi ketika anak baru mau bicara, misalnya baru mengatakan "eeee", Orang Tua, baik Papa, Mama, ataupun Kakek dan Nenek bertindak seolah-olah sudah mengetahui maksud anak. Hal ini tanpa disadari membuat anak menjadi "malas dan pelit bicara" karena anak mengira bahwa semua orang akan memahami maksud dan keinginannya tanpa perlu dibicarakan.

Keterlambatan berbicara dapat mengakibatkan pengaruh buruk pada komunikasi anak karena menimbulkan kelemahan dalam menyampaikan maksud atau memahami maksud orang lain.

Oleh karena itu, kami (TK Kristen Immanuel Pontianak) mengajak Papa, Mama, dan Para Pembaca terutama yang memiliki Anak Usia Dini (1-6 tahun) untuk Bermain Bahasa di Rumah Bersama Anak, seperti yang direferensikan oleh Direktorat PAUD, Dikdasmen, Kemendikbud  Republik Indonesia.

(Sumber: diadona.id)

Hal-hal yang dapat Papa Mama lakukan di rumah:

1. Pahami Anak

Anak usia dini memiliki karakter yang selalu ingin tahu, ingin mencoba hal baru, aktif bergerak, memiliki ide dan imajinasi, memiliki konsentrasi yang pendek, dan belajar melalui bermain.  Memahami karakter anak usia dini dapat membantu menstimulasi kemampuan anak berpikir kritis, mampu bekerja sama, kreatif, dan mampu berkomunikasi. Stimulasi dapat diberikan melalui kegiatan bermain, diantaranya adalah Kegiatan Bermain Bahasa untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak.

2. Melakukan Kegiatan Bermain Bahasa 

Manfaat dari bermain bahasa :

  • Anak dapat mendengarkan, mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan bahasa yang baik;
  • Anak dapat berbicara dengan baik berdasarkan kosakata yang didengarnya;
  • Anak dapat memberi makna pada pengalaman sehari-hari;
  • Anak memperoleh pengalaman terkait cara mengatasi emosi seperti rasa takut, cemburu, dan marah, serta meluapkan kegembiraan dari dongeng atau bacaan yang didengarnya;
  • Anak dapat memahami dan menyampaikan perasaan, keinginan, dan kebutuhannya.

Contoh kegiatan bermain bahasa di rumah :

  • Membaca gambar : Orang tua menyiapkan buku bacaan yang berisi lebih banyak gambar daripada tulisan. Anak-anak belum bisa/mahir dalam membaca tulisan. Sedangkan anak dapat diajak untuk menceritakan gambar yang dia lihat. Kegiatan ini dapat merangsang imajinasi dan meningkatkan kemampuan anak dalam menyampaikan imajinasi serta pemikirannya.
  • Bercerita : kegiatan ini dapat dilakukan di mana dan kapan saja. Sederhananya, seisi rumah dan lingkungan sekitar juga dapat menjadi sumber cerita. Misalnya waktu memasak, membuat kue, duduk santai di ruang keluarga, dan lain-lain. Anak juga dapat bercerita tentang pengalaman sehari-harinya, tentu saja dengan Bahasa dia yang sederhana. Kegiatan ini dapat mengasah kemampuan anak untuk mendengarkan dan menyampaikan sesuatu, memperkaya kosakata, dan melatih kemampuan komunikasinya.
  • Bermain peran : misalnya bermain peran menjadi dokter. Misalnya orang tua berprofesi sebagai dokter, anaknya dapat diajak berperan sebagai dokter di tempat praktek. Sebagai orang tua, kita dapat mengajak anak memikirkan peran apa yang mau dimainkan, kemudian orang tua dapat menyebutkan kosakata yang baru yang berkaitan untuk menambah wawasan kosakata anak. Selain itu, bermain peran dapat menambah daya imajinasi anak, serta kemampuan untuk berpikir kristis dan memecahkan masalah.
  • Bernyanyi dan syair : melalui lagu, anak dapat belajar mengenai bunyi huruf serta dapat menambah kosakata lebih cepat. Ketika di sekolah, guru juga kerap mengajarkan kosakata menggunakan nyanyian. Contohnya dalam memperkenalkan barang-barang disekitar menggunakan lantunan nada. Metode mampu menaikkan adrenalin anak. Ketika anak merasa senang maka kosakata baru akan lebih cepat diserap pula. Belajar bahasa apapun dapat menggunakan lagu maupun syair, Bahasa Indonesia, Inggris maupun mandarin.
  • Bermain huruf dan kata dari berbagai bahan : misalnya membuat huruf berdasarkan nama sendiri dengan renda, kacang, kancing, pipet dan lain-lain. Bermain tebak huruf dengan segala macam tulisan di sekitar, misalnya di kotak susu, kemasan makanan, dan lain-lain. Orang tua juga dapat mengajak anak bermain untuk menyebutkan nama benda/hewan yang dimulai dengan huruf awal. Menuliskan label nama, misalnya kursi di tempat kursi dan lain-lain. Ada banyak permainan yang dapat diterapkan orang tua kepada anak menggunakan huruf.
  • Membaca bersama anak: Menyediakan banyak bahan bacaan misalnya, buku, majalah, poster, media cetak lainnya. Terbiasa melihat bacaan juga dapat meningkatkan minat membaca anak.

3. Memanfaatkan Alat & Bahan di Rumah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline