Beberapa minggu lalu saya mengunjungi ginekolog untuk pemeriksaan rutin. Biasanya saya lakukan setiap 18 bulan sekali. Jadwal semestinya tahun lalu. Namun, kondisi badan saya masih belum pulih setelah dua kali menjalani operasi.
Manfaat ke ginekolog adalah untuk mengetahui kesehatan organ reproduksi perempuan, serta pemeriksaan payudara untuk deteksi dini kanker.
Seperti biasa, tiba di praktik dokter, saya melapor kepada resepsionis. Langkah selanjutnya, setiap pasien diminta untuk mengambil urine dan meletakkan di meja yang tersedia di ruangan laboratorium.
Saya memasuki ruang dokter. Perawat mengetuk pintu dan memberikan kertas kecil kepada ginekolog.
"Ada darah di urine anda," kata dokter.
Dokter berusaha menenangkan dan mengatakan untuk menuju ruang periksa, memastikan semua baik-baik saja. Hasilnya memang semua tidak ada masalah.
Dokter menyarankan untuk melakukan tes feses dan memberikan satu paket kecil alat tes dan keterangannya. Tes feses ini bukan pertama kali saya lakukan.
Ada beberapa faktor tes fese penting dilakukan, misalnya gejala yang tidak jelas pada saluran pencernaan dalam jangka waktu yang lama seperti sakit perut, kram, diare, atau sembelit.
Hasil pemeriksaan saya sangat mengkhawatirkan, 'ada hemoglobin di dalam fases', begitu tertulis hasil laboratorium. Dokter mengirimkan surat rujukan untuk melakukan Darmspiegelung atau Kolonoskopi
Ada beberapa penyebab feses mengandung darah, misalnya karena wasir, robekan pada selaput lendir anus, robekan pada kerongkongan, peradangan dan iritasi pada selaput lendir di usus atau lambung karena gastroesophageal reflux (GERD), atau karena tukak lambung.