Sewaktu mengikuti tugas suami dan bermukim sementara di negara Paman Sam pada belasan tahun lalu, saya memiliki dua orang teman baik. Mereka berasal dari dua negara Amerika Latin yang terkenal dengan sepakbolanya.
Sering kami saling mengundang dan menyajikan makanan dari negeri asal masing-masing. Satu waktu salah seorang mengundang makan di rumahnya, dia menyajikan makanan dari buah alpukat. Alpukat atau avocado banyak terdapat dalam menu negaranya.
Teman saya bertanya, apa saya suka alpukat dan biasanya alpukat diolah menjadi makanan seperti apa. Saya jawab, biasanya sebagai dessert.
"Seperti apa rasanya avocado manis?"
Kedua teman bertanya hampir bersamaan dengan nada heran mendengar jawaban saya.
Mereka tidak bisa membayangkan lezatnya jus alpukat dengan gula aren dan santan, es krim alpukat, atau potongan alpukat di dalam es teler.
Kebalikannya, saya belum terbiasa makan alpukat seperti kuliner dari negara mereka. Keduanya tertawa dan membenarkan ucapan saya.
Dengan berjalannya waktu, saya menyukai alpukat yang tidak diolah manis dan sering mengonsumsi buah ini di rumah. Di Jerman, sejak sekitar 10 tahun terakhir ini buah alpukat setiap hari selalu tersedia di supermarket. Alpukat semakin digemari masyarakat dan menjadi buah umum warga di sini.
Avocado sebagai makanan sehat
Meskipun kandungan lemaknya tinggi, sekitar 12,5 gram per 100 gram, alpukat adalah makanan sehat. Alpukat merupakan salah satu buah paling sehat di dunia.