Akhir bulan September lalu saya menghadiri pertemuan orangtua siswa dan para guru yang diadakan pada awal semester.
Pertemuan ini dikenal dengan sebutan "Elternabend" (dari kata Eltern: orangtua, dan abend: malam hari). Elternabend memang selalu diadakan pada malam hari, umumnya dimulai pukul 19.30 atau 20.00.
Selain wali kelas, semua guru yang mengajar mapel pada semester itu juga hadir untuk menerangkan secara singkat garis besar program mereka dan hitungan penilaian (berapa persen tulisan dan lisan).
Guru mapel bahasa Jerman selesai berbicara dan mempersilakan orangtua siswa mengajukan pertanyaan atau hal lain.
Seorang ibu mengangkat tangan dan bertanya, "Apa mungkin anaknya diberi PR lebih banyak?" Pertanyaan yang memancing senyum para orangtua dan guru yang hadir.
Menurut ibu ini, anaknya sangat cepat mengerjakan PR dan (katanya) anaknya perlu mengerjakan PR lebih banyak.
Guru mapel menjelaskan, bagi beliau PR yang diberikan sudah cukup, tidak banyak dan tidak sedikit. Beliau juga tidak ingin memberikan PR secara tidak merata ke siswanya.
Seberapa penting PR bagi siswa
Siswa diberi tugas oleh guru tentu dengan tujuan yang baik. Tugas ini wajib diselesaikan oleh siswa. Orangtua tidak diizinkan membebaskan anak mereka dari kewajiban yang diberikan oleh guru.
Seandainya orangtua merasa PR yang diberikan terlalu berlebihan dan membebani anaknya, maka orangtua harus berbicara langsung pada guru yang mengajar.