Lihat ke Halaman Asli

Hennie Triana Oberst

TERVERIFIKASI

Penyuka traveling dan budaya

Pengalaman Terbang ke Indonesia dengan Regulasi Terbaru Pandemi Covid-19

Diperbarui: 10 Juni 2022   14:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengalaman terbang ke Indonesia dengan regulasi terbaru pandemi covid19| foto: Pixabay—

"Life is full of surprises.
Not all these surprises are pleasant, so you need to be ready for what life gives you."

(unknown)

 Rencana yang telah disusun sering tidak bisa terlaksana, pun sebaliknya sesuatu yang kita lakoni sering di luar rencana. Awal pandemi 2020 telah membuyarkan perjalanan kami ke tanah air. Kami tangguhkan sampai waktu yang tidak bisa dipastikan. Alasannya, regulasi masa pandemi bisa berubah kapan saja.

Namun, siapa sangka Mei 2022 ini saya harus melakukan perjalanan mendadak ke Indonesia. Keberangkatan untuk menjenguk satu adik saya yang cedera akibat kecelakaan di jalan raya. 

Regulasi perjalanan memasuki Indonesia 

Persiapan terbang kali ini tidak seperti masa sebelum pandemi. Ada aturan tertentu yang harus dipenuhi saat memasuki Indonesia, antara lain;

  • Bukti NEGATIF hasil tes PCR 2 x 24 jam sebelum tanggal keberangkatan. (Aturan kemudian berubah per 18 Mei 2022)
  • Asuransi perjalanan (dalam bahasa Inggris) yang mencakup covid-19. (Kewajiban asuransi perjalanan kemudian ditiadakan)
  • Mengunduh aplikasi PeduliLindungi
  • Sertifikat vaksin covid-19, bukti cetak atau digital
  • Biaya visa on arrival bagi WNA berlaku 30 hari sebesar Rp500.000,- (USD35, atau Euro34)

Tiket pesawat

Persiapan penting yang harus dipenuhi selain masa berlaku paspor minimal 6 bulan adalah menyediakan tiket pesawat. Saya dan dua saudara kandung yang tinggal di Jerman dan Swiss memutuskan untuk terbang bersama. 

Tugas saya mencari tiket untuk kami bertiga. Harga tiket di masa pandemi naik hingga 100% dibandingkan sebelum pandemi. Dalam situasi seperti ini siapa yang peduli dengan harga. Hal yang paling penting adalah kami bisa segera berangkat.

Tidak ada lagi penerbangan langsung dari Jerman ke Indonesia, minimal harus satu kali setop sebelum melanjutkan penerbangan ke Jakarta. Oleh karena itu waktu tunggu yang singkat saat transit menjadi prioritas.  

Dari 3 maskapai penerbangan yang memiliki waktu tunggu ideal, hanya 1 yang bisa kami pilih. Sementara 2 lainnya fully booked pada tanggal kembali yang kami rencanakan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline