Dalam risau aku mencarimu
membolak-balik gulungan awan
mungkin senyummu tersembunyi di sana
Barangkali ada sapamu di antara titik hujan yang jatuh
Entah angin menerbangkan secuil getar hatimu
dan bersemayam di sudut kalbuku
*****
Heidelberger Platz, pukul 7:02
Jam di menara peron membuatku makin putus asa. Apa lagi yang akan kuhadapi hari ini. Gara-gara badai salju tadi malam keterlambatan kereta tak bisa dihindari, ditambah lagi jadwal kereta lanjutan yang harus kutempuh dibatalkan.
Sekarang, taxi di pangkalan stasiun juga kosong. Ke mana semua taksi berlogo bintang segitiga dalam lingkaran yang biasa antri rapi menanti penumpang.
"Entschuldigung!"
Suara lembut dan dalam dari seorang wanita yang tiba-tiba berdiri di sampingku mengagetkan.
"Wohin fahren Sie?" Wanita bermata hazel itu bertanya, ke mana tujuanku. Di antrian penumpang taxi hari ini sedikit kacau. Jumlah calon penumpang yang bertambah dan taxi yang langka. Orang berusaha berbagi taxi akibat cuaca yang tidak diduga terjadi.
"Oh, hmmm, Alexanderplatz," ujarku gelagapan. Ya, Tuhan! Wajah itu!
"Boleh kita share taxi? Kebetulan saya menuju ke arah sana juga." Wajahnya terlihat memelas. Ah, dia pasti sama cemasnya denganku pagi ini.
"Ja, klar," jawabku dan membalas senyum tipis dari bibirnya.