Aku suka memandangi daun-daun yang mulai berubah warna di musim gugur.
Keindahannya selalu menghadirkan kenangan kita saat menikmati segelas Gewürztraminer di tepi sungai Rhein.
Katamu, kau gemar memandang langit malam. Menikmati kesunyian sekaligus keindahannya.
Nanti malam akan kusangkutkan rindu pada ujung bulan sabit. Lalu akan kulukis senyummu di antara bintang-bintang.
Biar hangatnya menaungi malam dan menembus jendela kaca kamarmu.
Kau mungkin akan tergelak melihat kekonyolanku.
Tak apa.
Kau pasti akan menghadiahkan sekecup ciuman di pipiku.
Aku tersentak.
Sehelai daun gugur menyentuh wajahku. Ada bayang-bayangmu yang mengikuti, menari-nari bersama angin.