Lihat ke Halaman Asli

Hennie Triana Oberst

TERVERIFIKASI

Penyuka traveling dan budaya

Bukan Pekerjaan Impian, tetapi yang Terbaik

Diperbarui: 19 April 2021   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi ibu dan anak | foto: pixabay.com/edsavi30

"Tuhan memberikan yang terbaik, meski tidak sesuai keinginan."

Hanya ada dua angan-angan saya untuk melanjutkan pendidikan, kuliah kedokteran, atau arsitektur. Karena satu dan lain hal, akhirnya saya memilih kuliah di fakultas ekonomi. 

Waktu itu saya ingin bekerja di bank. Menurut saya, pegawai di bank itu gajinya relatif tinggi, di samping itu mereka terlihat selalu rapi. Ini berdasarkan pengamatan pada abang kandung dan kakak sepupu saya yang berkarir di bank.

Tanpa banyak halangan, pendidikan saya lancar dan selesai sesuai target. Perjuangan berikutnya mewujudkan impian di perbankan. 

Singkat cerita, saya mengikuti ujian demi ujian di satu bank besar di Medan. Cukup banyak tahap-tahapnya, dan sepertinya saya beruntung. Hingga pada tahap akhir, surat pemberitahuan bahwa saya tidak diterima.

Kebetulan, saat itu di surat kabar ada pengumuman penerimaan pegawai dari Garuda Indonesia. Saya ikutan melamar, karena ada bagian yang berhubungan dengan jurusan saya.

Ada beberapa tahap seleksi yang saya ikuti, tetapi yang agak aneh, kami, peserta ujian, diminta untuk berjalan satu per satu di ruangan besar bak calon model yang akan berjalan di catwalk. Di perusahaan ini keberuntungan belum berpihak pada saya.

Di waktu yang hampir bersamaan, saya mendapat panggilan ujian di dua bank di Jakarta, keduanya BUMN. Saya tidak menyadari, perjalanan untuk ujian ini adalah perjalanan saya meninggalkan rumah orangtua dan kota kelahiran.

Apakah saat ini BUMN (perbankan khususnya) masih memberlakukan tahap demi tahap ujian yang panjang untuk menerima pegawainya. Masa itu, saya melewati ujian yang tidak pendek, dengan waktu tunggu yang bisa berminggu-minggu dari satu tahap ke tahap lainnya.

Melelahkan? Tidak, karena saya memang mengejar pekerjaan dambaan. Hanya sedih dan kecewa kemudian, karena lagi-lagi kesuksesan tidak memihak kepada saya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline