Engkau berdiri di dekat jendela, sendiri
memandang ilalang yang menari-nari
mencari senyum manis yang kau tinggalkan
Sepotong pun tak tersisa
semua terbang bersama angin
Kau teguk kopi kesukaanmu
bersama kepahitan di pelupuk mata
Tiada sapa menemani
pun dari seekor burung gereja
Hanya kerinduan yang hadir