Lihat ke Halaman Asli

Hennie Triana Oberst

TERVERIFIKASI

Penyuka traveling dan budaya

Seorang Wanita Pengganti Ibu

Diperbarui: 22 Desember 2020   19:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi ibu mertua - foto: Pexels/Andrea Piacquadio

Pertengahan bulan Desember beberapa tahun silam.

Sesudah melewati hampir dua jam perjalanan berkendara dengan mobil pribadi, kami memasuki halaman parkir yang lumayan luas. Satu tempat tetirah yang terletak di kaki bukit kecil. Kota yang kami datangi ini memang merupakan kawasan peristirahatan yang nyaman dan indah.

Seorang wanita berperawakan tinggi, langsing, dengan gelung kecil rambut putihnya berjalan menghampiri kami yang baru memasuki ruangan. Senyumnya mengembang saat menerima uluran tangan saya. Dia merapatkan badan saya ke arahnya, memeluk.

Itulah pertemuan pertama saya dengan ibu mertua (waktu itu masih berstatus calon), ibu kandung suami saya. Iya, saya memiliki dua orang ibu mertua, ibu kandung dan ibu tiri suami. Bagi saya, kedudukan mereka berdua tidak ada bedanya.

Wanita berdarah Perancis kelahiran Jerman ini, menurut saya pribadi, sangat menginspirasi. Bukan karena statusnya sebagai ibu mertua.

Ibu mertua saya mengajak kami berjalan-jalan di luar kompleks peristirahatannya. Kami menuju satu cafe yang lokasinya berdekatan dengan kasino yang paling terkenal di Jerman.

Meja yang menghadap taman luas kami pilih untuk menikmati kopi dan sepotong kue di sore hari itu. Tidak jauh dari tempat itu digelar Pasar Natal, lampu-lampu hiasan dan keramaian bisa terlihat dari tempat kami duduk.

Emily, ibu mertua saya, bertanya tentang kabar keluarga saya, tetapi kemudian dia banyak menanyakan hobi dan kegiatan apa yang saya sukai. Oh, iya, saya memang memilih memanggil mertua saya dengan namanya saja. Ini adalah hal yang biasa di Jerman, dan dianggap sebagai bentuk keakraban.

Kenapa ibu mertua saya yang satu ini, bagi saya sangat menginspirasi? 

Saya mengagumi keputusannya untuk memilih hidup sendiri bersama anak tunggalnya, setelah perceraiannya dengan bapak mertua saya. Emily menjalankan dengan baik tugasnya sebagai wanita karir di satu kantor pemerintahan Jerman.

Beliau pun berhasil mendidik dan mengantarkan putra satu-satunya menyelesaikan pendidikan di bidang teknik. Laki-laki yang menjadi suami saya ini adalah seorang pria yang tidak manja, memiliki karir yang bagus, penuh perhatian terhadap keluarganya dan keluarga besar saya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline