Lihat ke Halaman Asli

Hennie Triana Oberst

TERVERIFIKASI

Penyuka traveling dan budaya

Pistachio, Makanan Kerajaan Babilonia dan Rempeyek

Diperbarui: 14 September 2020   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: pixel2013/pixabay.com

Pistachio, kacang berkulit keras, berbentuk agak lonjong dan berwarna hijau ini sering menjadi cemilan kala bersantai.

Menurut legenda, Ratu Sheba dari kerajaan Babilonia menjadikan pistachio sebagai makanan eksklusif kerajaan dan melarang masyarakat awam untuk menanamnya sebagai konsumsi pribadi.

Konon kabarnya, Raja Nabū-kudurri-usur II juga menanam pohon pistachio ditanam di Taman Gantung Semiramis* yang dibangunnya.

Kata "pistachio" berasal dari Bahasa Persia "peste".

Pistachio termasuk jenis tanaman tua, berasal dari Timur Tengah. Pistacia atlantica atau Pistacia khinjuk (pistachio liar) sudah ada sejak Zaman Batu pada Budaya Natufia. Catatan sejarahnya dapat dilihat di situs arkeologi Tell Abu Hereyra di Suriah.

Dari Timur Tengah tanaman ini menyebar ke Mediterania, menjadi makanan lezat yang berharga. Tiga negara penghasil pistachio terbesar di dunia adalah Iran, Amerika Serikat, tepatnya di negara bagian Kalifornia dan Turki.

Harga kacang ini tergolong relatif lebih mahal dibandingkan dengan jenis kacang lainnya. Alasannya adalah pohon pistachio harus tumbuh sekitar 7 tahun sebelum menghasilkan buah pertamanya.

Di samping itu, pohon ini harus ditanam sepasang. Pohon betina nantinya yang akan menghasilkan buah.

Jika buah sudah siap panen, sekitar bulan September, harus selesai dalam waktu tiga minggu. Sebab pistachio sangat gampang terserang jamur, yang bisa memicu kanker bagi yang mengonsumsinya.

Foto: Alexas_Fotos/pixabay.com

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline