Lihat ke Halaman Asli

Hennie Triana Oberst

TERVERIFIKASI

Penyuka traveling dan budaya

Punya Suami Bule, Apakah Harus Jadi Tulang Punggung Keluarga Besar?

Diperbarui: 5 Agustus 2020   09:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: congerdesign/pixabay.com

Tidak bisa disalahkan jika sebagian orang masih menganggap bangsa yang berkulit putih atau biasa di Indonesia disebut bule adalah orang yang punya atau kaya. Anggapan ini tidak hanya dijumpai di sebagian masyarakat Indonesia saja, tetapi juga masyarakat di negara Asia lainnya.

"Jika kita menikahi seseorang, berarti kita juga menikahi keluarganya."

Memang betul, kita harus siap membaur, menjadi bagian dari dua keluarga besar yang disatukan oleh ikatan perkawinan.

Tapi bukan berarti kita memiliki kewajiban untuk menanggung kehidupan keluarga besar tadi.

Saya memiliki seorang kenalan, wanita dari salah satu negara Asia. Sebut saja namanya Hazel, dia sudah lebih lama tinggal di Jerman dibandingkan saya. Hazel menikah dan memiliki seorang anak perempuan yang sudah menyelesaikan sekolahnya.

Sekali waktu ketika kami sedang berbincang-bincang, Hazel bercerita, sejak awal tinggal di Jerman dia bekerja menjadi tenaga pembersih rumah tangga di sekitar lingkungannya. Menurut dia, itulah pekerjaan yang bisa dia lakukan demi membantu keluarganya di negara asalnya.

"Sebetulnya aku capek, tapi suamiku nggak mau nanggung keluarga besarku."

Hazel berkata dengan nada pasrah.

"Maksudmu orang tua kamu?" tanya saya penasaran.

"Orang tuaku, saudara-saudaraku dan keluarga mereka," jawabnya.

"Memang kamu nggak kirim uang ke keluargamu di Indonesia?" Hazel bertanya dengan keheranan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline