Sering sekali saya membaca pengalaman dari orang-orang yang bepergian atau menetap di luar Indonesia, mengenai gaya hidup orang bule. Tepatnya bule yang dimaksud adalah orang-orang yang tinggal di negara empat musim.
Katanya; "badan bule mengeluarkan aroma tak sedap. Bau, jarang mandi."
Membuat yang sedang berjalan-jalan di keramaian kehilangan gairah menikmati tempat yang dikunjungi.
Saya ingin menuliskan berdasarkan pengalaman sendiri juga.
Apa betul orang bule itu malas mandi?
Dalam bahasa Jerman ada dua istilah mandi. Jika seseorang mengatakan "baden" itu artinya mandi berendam di dalam bak mandi.
Sedangkan "duschen" (baca: dusyen/dushen) adalah sebutan untuk mandi di bawah pancuran air. Mandi dengan menggunakan gayung juga disebut 'duschen'.
Sebelum saya kenal dengan suami, saya pernah dekat juga dekat dengan laki-laki bule dari negara lain. Juga punya banyak kenalan dan teman western. Tidak ada yang saya kenal malas mandi. Mereka selalu mandi seperti umumnya orang Indonesia.
Begitu juga suami dan mertua saya, kebiasaan mereka mandi juga sama seperti orang Indonesia, dua kali sehari. Bahkan jika summer terkadang tiga kali.
Suami saya sama seperti saya, tidak akan keluar rumah jika belum mandi pagi. Jadi bangun tidur itu ritual pertama adalah mandi. Baru kemudian melakukan aktivitas lainnya.
Memang jika musim dingin (winter) temperatur udara minta ampun dinginnya. Membayangkan harus keluar rumah saja rasanya malas, pinginnya selimutan terus di tempat tidur.
Tetapi udara dingin ini ini hanya di luar rumah. Sedangkan di dalam rumah pasti ada penghangat ruangan. Untuk mandi tentu tidak ada masalah, karena setiap rumah di negeri ini pasti selalu tersedia air panas dan dingin di setiap keran air.
Memang ada sebagian orang di Jerman yang sangat irit dengan mandi. Tapi seperti yang saya amati, alasannya itu untuk menghemat saja.