Masakan Korea awalnya saya kenal dari suami. Kebetulan dia pernah tinggal di Korea selama 4 tahun, bisa dibilang cukup mengenal beberapa masakan yang umum dari negeri Ginseng.
Pertama kali saya menikmati masakan Korea ketika mengunjungi satu restoran Korea yang makanannya sangat authentik, membuat saya betul-betul menyukainya. Hanya pedasnya terkadang melebihi kemampuan lidah saya.
Ternyata memang masakan Korea banyak yang pedas, setelah saya coba di beberapa restoran Korea yang bertebaran di Beijing dan Shanghai. Begitu juga ketika saya mengunjungi negeri ginseng tersebut, kebanyakan sajian masakannya memang pedas, walaupun tidak sama, tetapi mengingatkan saya akan masakan Minang yang juga banyak menyajikan rasa pedas.
Masalah pedas tersebut yang hampir tidak bisa ditolerir oleh anak saya. Perutnya memang belum terbiasa dengan masakan pedas. Sehingga ketika kami sedang liburan di Korea, harus kompromi mencari restoran yang juga menyajikan menu Internasional, supaya putri kami tidak kesulitan untuk makan.
Masakan Korea menjadi salah satu makanan kesukaan saya. Ada untungnya juga jika sekeluarga menyukai jenis masakan yang hampir sama. Kegiatan memasak dan memilih menu lebih gampang.
Bulgogi, berasal dari kata "bul"=api, dan kata "gogi"=daging. Jika diartikan adalah daging panggang. Terbuat dari daging yang diiris tipis dan dipanggang di atas wajan. Yang paling umum daging yang digunakan adalah daging sapi. (wikipedia.org)
Bulgogi inilah masakan Korea yang paling sering saya masak di rumah, karena tidak pedas, aman untuk perut anak saya. Rasa bulgogi ini lebih nikmat dan membuat keluarga saya ketagihan. Nikmatnya memang mengalahkan beberapa drama Korea yang saya tonton selama "stay at home".
Sebetulnya Kompasianer Mama Syasya adalah ahlinya soal negara Korea dan masakannya. Kapan-kapan bisa kita tanya beliau, jika ia sedang tidak sibuk.
Sementara ini, bagi yang ingin mencoba membuat bulgogi sendiri bisa mencoba resep berikut yang cukup sederhana dan bahannya gampang didapat.
Bahan untuk 6 orang