Lihat ke Halaman Asli

Hennie Triana Oberst

TERVERIFIKASI

Penyuka traveling dan budaya

Raps, Si Kuning yang Kaya Minyak

Diperbarui: 4 Mei 2020   12:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebun Raps - foto: HennieTriana

Jalan-jalan sore di sekitar perumahan tempat tinggal kami yang dikelilingi ladang terasa sangat menyenangkan. Ada kelebihannya jika tinggal di pinggiran kota di dekat lahan pertanian seperti ini.

Setiap saat bisa jogging atau sekedar jalan-jalan santai sambil menikmati udara kebun di jalan-jalan kecil yang dibuat di sekitar tanah perkebunan. Di sekitar tempat tinggal kami lahan kebun ada beragam jenisnya, seperti jagung, kentang, raps dan lainnya. 

Dari kejauhan sudah terlihat hamparan kuning layaknya permadani yang sangat lebar. Warna indah kuning bunga dari tanaman Raps, sekitar bulan April dan Mei akan terlihat di mana-mana. Jika kita berkendara di jalan luar kota pemandangan cantik ini juga terlihat  di lahan pertanian sisi jalan.

Raps sebutannya dalam bahasa Latin adalah Brassica napus.

Tanaman ini mengandung minyak yang dihasilkan dari bijinya. Raps berasal dari wilayah timur Mediterania. Menurut catatan sejarawan, orang-orang Romawi kuno sudah mengetahui bahwa tanaman ini mengandung minyak.

Bunga-bunga raps biasanya bertahan sekitar empat minggu lamanya. Setelah itu bunganya berubah menjadi polong berwarna hijau, di dalam polong inilah tumbuh biji raps yang berwarna hitam. Setelah itu daun tanaman ini perlahan akan rontok ke tanah. Polong raps panjangnya bisa mencapai 10 cm dan akan berubah menjadi warna coklat ketika telah ranum dan siap dipanen, pada sekitar bulan Juli. 

Budidaya raps di Eropa dimulai sekitar akhir Abad Pertengahan, diawali oleh orang Belanda, kemudian meluas ke dataran rendah wilayah Jerman bagian utara.

Industri minyak raps dimulai pada awal abad ke-19 dan permintaan minyak semakin meningkat dari tahun ke tahun. Negara Jerman mengolah minyak raps hanya mengandalkan pertanian domestik dengan syarat dan aturan yang sangat ketat diberlakukan.

Penggunaan bahan kimia untuk pupuk dan obat-obatan terhadap tanaman ini dilarang, begitu juga budidaya tanaman raps dari hasil rekayasa genetik dilarang di seluruh negara Uni Eropa.

Dari benihnya yang tumbuh sekitar satu tahun akan mencapai ketinggian 30 hingga 150 cm, tergantung dari jenis tanamannya. Biji tanaman raps mengandung 45% minyak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline