Lihat ke Halaman Asli

Hennie Triana Oberst

TERVERIFIKASI

Penyuka traveling dan budaya

Efek Covid-19, Ragi Habis Diborong Pembeli di Jerman

Diperbarui: 8 April 2020   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: pixabay.com

Siang tadi ketika saya dan suami sedang minum kopi di halaman, kami berbincang-bincang dengan tetangga sebelah rumah. Halaman rumah kami hanya dibatasi pagar tanaman, jadi bisa saling ngobrol jika berada di luar.

Aku menunggu anakku nanti datang mengantarkan ragi.” Tetangga kami berujar.

"Mau bikin kue ya?" tanyaku.

Menurutnya sudah beberapa hari ini dia tidak menemukan ragi di beberapa supermarket yang ia datangi. Tetangga saya ini memang hobi sekali memasak serta membuat roti atau kudapan lainnya yang menggunakan ragi. Sedangkan saya memang jarang sekali membuat kue terutama yang harus menggunakan ragi, karena itu saya tidak mengetahui bahwa saat ini ragi langka di pasaran.

Semenjak panic buying beberapa waktu lalu, ada beberapa barang seperti tisu toilet, pasta, telur, susu dan tepung habis terjual. Rak-rak di supermarket terlihat kosong. Tetapi untungnya keadaan tersebut tidak berjalan lama, dalam beberapa hari barang-barang telah terisi kembali seperti keadaan normal.

Kekurangan tepung terigu yang terjadi beberapa waktu lalu, menurut Asosiasi Industri Pabrik Tepung bukan karena sedikitnya persediaan tepung, melainkan meningkatnya permintaan pasar, sehingga proses pengemasan tepung yang memakan waktu lebih lama.

Begitu juga dengan keadaan sekarang, persediaan ragi yang minim bahkan habis di kebanyakan supermarket, menurut Direktur pelaksana Asosiasi Industri Ragi; saat ini di banyak supermarket persediaan roti selalu habis terjual, tidak bersisa. Sehingga banyak orang yang membuat roti sendiri di rumah. 

Bahan bakunya selain tepung tentunya dibutuhkan ragi, untuk membuat adonan mengembang. Hal inilah yang menyebabkan kebutuhan ragi di pasaran meningkat tajam. Proses produksi yang berlipat dari biasanya yang mengakibatkan lamanya waktu yang dibutuhkan. Sehingga terjadi kelangkaan ragi di pasaran.

Sejak diberlakukan social-physical distancing orang-orang diharuskan untuk tetap berada di rumah. Pengecualian hanya berlaku untuk mereka yang harus bekerja di luar atau untuk hal-hal yang sangat penting saja. 

Dalam masa isolasi di rumah seperti ini waktu yang dimiliki tentu lebih banyak dari biasanya dan keluarga yang memiliki anak tentu membutuhkan kudapan ekstra. Kesibukan di dapur seperti membuat kue dan roti adalah juga salah satu cara mengisi waktu bersama anak-anak agar tidak membosankan.

Di samping hal tersebut, perayaan Paskah yang di ambang pintu juga berpengaruh besar atas hilangnya ragi di supermarket. Masa-masa seperti saat ini orang mulai sibuk mempersiapkan cemilan Paskah, roti dan kue-kue kering untuk memeriahkan perayaan ini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline