Kembali aku menjengukmu di musim yang mulai membeku. Raut wajahmu masih seperti dulu, cantik mempesona. Senyummu menari-nari, seperti
daun luruh yang melayang-layang mengikuti angin.
Tatapmu masih hangat seperti dulu, saat kali pertama pandangan kita bertaut.
Kau tau, kenangan itulah yang aku bawa pulang, menyimpannya dalam kotak musikku, membiarkannya menari, berputar bersama boneka kecil di atasnya.
Kali kesekian ini aku menjengukmu.
Pipimu merah jambu menyapaku.
"Kau ingin menyusuri jejakmu dulu?", bisikmu.
Ya, aku ingin mencari jejakku dulu, di sepanjang jalan kota, yang pernah aku tapaki bersama kedua orang terkasih yang memberiku kehidupan
Angin menyapu pelataranmu, mengabarkan bahwa jejak rindu ada tersimpan di sini.
Abadi
.