Lihat ke Halaman Asli

Hennie Engglina

TERVERIFIKASI

Pelajar Hidup

Selembar Diari untuk Pelaku Bom Gereja

Diperbarui: 2 April 2021   02:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

via www.twosides.info

Ada korban luka. Ada korban nyawa. Mereka bukan hewan. Mereka manusia. Manusia yang tidak memilih untuk ada tetapi diadakan oleh Sang Khalik. Dialah Sang Pemilik. Pemilik semua yang hidup. Pemilik segala yang ada.

Dan, kau melukainya, kau membunuhnya. Siapa kamu? Siapakah kamu sehingga kamu memandang dirimu berhak atas hidup orang lain? Apakah kamu bukan debu? Apakah jasadmu seketika lenyap terbawa angin menuju surgamu?

Kau terluka seperti mereka yang kau lukai. Kau mati seperti mereka yang kau bunuh. Kau daging. Kau debu. Karena, kau bukan Tuhan. Kau manusia. Kau ciptaan. Kau kembali ke debu.

Lihatlah dirimu. Tidakkah kau sadar bahwa kau pun lahir karena perbedaan? Perbedaan sudah ada sebelum kau ada bahkan sebelum kau tahu apa itu perbedaan.

Kau tidak akan pernah tahu siapa dirimu bila semua adalah kamu. Kau bahkan tidak pernah tahu bahwa padamulah kebenaran jika semua adalah kebenaran.

Dunia belumlah surga. Dunia belumlah neraka. Dunia masihlah tempat bagi perbedaan. Karena, di sinilah tempat Dia melihat manusia untuk surga atau manusia untuk neraka. Dan, itu bukan keputusanmu. Kau sendiri tidak tahu kau akan berada di mana. 

Kau dan aku hanya bisa meyakini, tetapi kau dan aku belum dapat memastikannya. Tidak seorang pun dapat memastikannya sampai dia sendiri benar-benar sudah ada di situ.

Namun, ada yang telah kau buat pasti, kau telah mencoreng citra agamamu sendiri. Kau merusak bangunan dakwah para pewarta Kitab Sucimu yang telah berupaya menyebarkan ajaran agamamu untuk dilirik dan dicintai.

Kau bukan saja bencana bagi kemanusiaan. Kau bencana bagi keagamaan. Merusak yang kau cintai dan membuat orang berpikir seribu kali untuk mencintai yang kau cintai. Sebab, gambaran surga yang kau tampilkan dan kau serukan bagaikan neraka yang mengerikan.

Lepaskanlah panji keagamaanmu. Karena dengan itu kau hanya membuat seolah-olah agama-agama menjadi bencana perdamaian. Seharusnya kau melakukannya sebagai dirimu pribadi tanpa membawa-bawa agama.

Karena aku punya om, tante, saudara sepupu, dan kaum keluarga yang agamanya sama denganmu tetapi mereka tidak sepertimu. Kau tidak pernah tahu betapa sedihnya hati mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline