Lihat ke Halaman Asli

Hennie Engglina

TERVERIFIKASI

Pelajar Hidup

Kontemplasi Jumat Agung: Bom Gereja dan Salib Kristus

Diperbarui: 2 April 2021   05:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: pinterest

Dukacita karena Kasih

"Menangislah dengan orang yang menangis." (Rm 12:15b)

KASIH mengajari kita untuk menangis "dengan orang yang menangis"; "klaintōn"; "with those who weep". Siapa pun itu. Tanpa perbedaan. Tidak sekadar simpati tetapi empati.

Ikut merasakan kesedihan dan dukacita orang lain seolah diri sendiri yang mengalaminya. Mengecap rasa yang dirasakan oleh mereka yang menjerit kesakitan, meraung dalam dukacita. Pilu hati bersama derita orang lain. 

Itulah KASIH. Kasih membuat kita menangis dengan korban yang terluka dan keluarganya. Kasih membuat kita menangis dengan keluarga yang ditinggal mati oleh semua yang telah menjadi korban.

Dan, kasih juga membuat kita menangis bersama keluarga pelaku bom bunuh diri yang tidak tahu apa-apa perihal segala rencana dan aksi anggota keluarganya. Mereka terpukul, mereka terluka hati, mereka berduka. Kasih hadir bagi mereka.

Gereja berduka bukan karena orang Kristen-nya adalah korban, bukan karena rumah ibadahnya dihancurkan. Gereja berduka karena kasih terhadap sesama manusia. Gereja berduka bagi semua yang berduka. Gereja menangis bagi semua yang menangis.

Itulah Salib Kristus. Karena Salib Kristuslah gereja mengerti apa arti KASIH. Kasih Allah yang peduli, yang mengerti akan penderitaan manusia. Mengecap derita manusia bahkan mengambil derita itu menjadi milik-Nya agar air mata kesedihan dan dukacita kelak berganti kebahagiaan yang kekal.

Penggenapan Firman Kristus

"Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa SETIAP ORANG YANG MEMBUNUH KAMU AKAN MENYANGKA BAHWA IA BERBUAT BAKTI BAGI ALLAH. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu." (Yoh 16:2-4a)

"Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu." Jauh sebelum ini mulai terjadi, Ia sudah mengatakannya.

Dalam melaksanakan aksinya pribadi-pribadi itu mengklaim bahwa perbuatannya berdasar pada ajaran suatu agama. Di saat melakukannya atribut keagamaan melekat pada tubuh mereka serta seruan nama Allah yang sama diucapkan oleh seluruh penganut agama itu seakan memproklamirkan agamanya dalam perbuatannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline