Lihat ke Halaman Asli

Hennie Engglina

TERVERIFIKASI

Pelajar Hidup

Untukmu yang Disebut Kafir

Diperbarui: 11 Maret 2019   01:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kafir [dokpri]

Kata 'kafir' saat ini sedang memanas lagi. Pasalnya, Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdatul Ulama (NU) di Banjar, Jawa Barat, Jumat lalu (1/3) menetapkan lima rekomendasi, yang salah satunya adalah tidak menyebut "kafir" kepada non-Muslim.

Rekomendasi itu menimbulkan kontroversi di antara mereka. Tak ayal, hari-hari ini kita mendengar atau membaca pernyataan-pernyataan mereka yang sangat sensitif terkait penolakan atas rekomendasi itu.

Satu contoh saja, yakni, cuitan Wasekjen Dewan Pimpinan MUI, Tengku Zulkarnaen:

sumber:twitter

Oleh sebab itu, saya memandang perlu untuk menulis ini bagi kita, umat Kristiani. Jangan di mana-mana berita utama di semua media hanya apa kata mereka tentang "kekafiran" non-Muslim, termasuk kita di dalam non-Muslim itu, sedangkan pihak yang disebut "kafir" tidak dianggap penting.

Dulu saya tidak mendengar kata 'kafir' disebutkan secara belakangan ini. Tampaknya itu dimulai sejak demonstrasi kasus BTP tahun 2017. Kata itu diteriakkan di jalan dan sejak itu "kafir" menjadi ejekan.

Bagaikan saya ini buta. Apakah karena saya buta, maka Tuhan mengajari manusia: "Hai umat-Ku, teriaki dia, "buta!"; "Ejek dia, "buta!"; "Hina dia, "buta!"? Apakah karena seseorang memang benar-benar buta, maka itu membenarkan pengejekan atas kebutaannya?

Namun, bagaimana pun sakitnya, kita harus bisa merelakan hati. Perbedaan justru mengajarkan apa itu menghargai. 

Menghargai, bahwa menurut syariat Islam, manusia kafir adalah seorang yang mengingkari Allah sebagai satu-satunya yang berhak disembah dan mengingkari Nabi Muhammad sebagai utusan Allah. Begitu yang saya baca di Wikipedia.

Dan, itu harus dihargai oleh siapa pun manusia Kristen di dunia ini, sebab itu adalah ajaran yang diyakini oleh umat Islam. Itu adalah keyakinan berdasar pada Kitab Suci mereka. Dan, Tuhan Yesus berkata:

"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka." (Matius 7:12)

Jikalau kita mau dihargai, maka kita harus menghargai. Bahkan, sekalipun orang tidak menghargai, kita tetap harus menghargai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline