'Menghargai' itu bukan sekadar emosi atau perasaan dan juga bukan sekadar pikiran. 'Menghargai' itu adalah sikap hati yang diwujudkan dengan tindakan, aksi, dan perbuatan.
Oleh sebab itu arti kata 'menghargai' disebutkan sebagai kata kerja (disingkat kk atau v = verb). Ada kerja di dalam 'menghargai', ada gerakan, ada aksi, ada tindakan atau perbuatan. 'Menghargai' itu dikerjakan. Bukan hanya ada di pikiran atau di hati saja apalagi hanya di bibir saja.
Nah, bagaimana dengan kita di sini selaku warga Kompasiana? Ada beberapa perilaku menghargai yang dimiliki seseorang yang terlihat dari pola interaksi dia dengan warga lainnya.
1. Memberi Nilai
Ada tipe warga yang murah hati memberi nilai atau sering disebut vote. Entah seluruh artikel memang dibaca atau asal baca atau dibaca separuh tulisan saja atau hanya judul langsung menuju ke 'Beri Nilai' atau 'Komentar', yang diberi nilai tidak mengetahui proses itu.
Yang ada, hasil dari tindakan menghargai itu menginjeksi semangat atau spirit si Penulis untuk terus berkarya.
Namun, tidak semua orang mau memberi nilai. Ia senang bila tulisannya mendapat nilai dan komentar, tetapi ia sendiri enggan melakukan sebaliknya.
Bukan tidak ada orang yang sengaja tidak memberi nilai karena tidak ingin penulis lain menjadi maju karena pemberian nilai darinya. Ada pula yang malas saja memberi nilai. Baginya itu tidak penting dan membuang waktu saja. Ada pula yang hadir sebagai pembaca saja. Bagaikan masuk ke ruang baca perpustakaan: hanya baca, tidak bicara.
Prototipe seperti ini sebenarnya tidak perlu mendaftar untuk memiliki akun Kompasiana. Tidak perlu menjadi warga. Sebab, perilaku sebatas itu bisa dilakukan oleh semua netizen tanpa harus memiliki akun Kompasiana.
Sebaliknya, bila memiliki akun di sini atau punya rumah di sini (homepage), maka interaksi antara warga seyogianya tidak dihindari malah sebaliknya terus dibina dan dibangun dalam semangat kebersamaan sebagai warga Kompasiana.
2. Memberi Komentar & Membalas Komentar.