Banyak cara yang dilakukan para emak untuk menabung sisa hasil belanja mereka setiap bulan. Salah satu yang amat populer yaitu melalui sistem arisan. Kegiatan ini sering kita temui baik dalam pertemuan PKK, tempat kerja, ataupun di lingkungan masyarakat sekitar.
Sebenarnya tidak ada yang salah pada sistem arisan karena tujuan awalnya untuk menabung. Namun, adanya keteledoran baik dari kalangan penyelenggara maupun anggotalah dapat menjadikan arisan tersebut sebagai sumber malapetaka.
Masih menjadi berita hangat dan menarik perhatian para netizen tentang kasus arisan yang diadakan oleh warga Bekasi. Uang arisan yang sedianya akan dibagikan kepada warga untuk lebaran tahun ini disinyalir hilang karena digondol pencuri.
Para korban yang mayoritas warga sekitar menggeruduk rumah ketua arisan guna meminta pertanggung-jawaban. Bahkan, ada salah satu warga yang histeris karena kehilangan uang hingga lima belas juta rupiah.
Ketenangan sikap dari ketua arisan dalam memberikan keterangan justru menambah dugaan para korban bahwa mereka telah menjadi korban penipuan. Para korban bukan hanya mendapat uang arisan selama satu tahun pada saat menjelang lebaran.
Namun, mereka juga dijanjikan akan memperoleh satu paket sembako. Warga semakin tidak percaya jika rumah ketua arisan dimasuki pencuri lantaran perumahan tempat mereka tinggal termasuk kawasan yang aman.
Hal ini diperkuat dengan stempel barcode para tamu yang keluar dan CCTV yang dipasang di sekitar perumahan. Apalagi setelah setelah dilakukan pengecekan CCTV tidak ditemukan orang asing atau pencuri yang masuk.
Hingga sekarang, kasus ini masih ditangani oleh Petugas Polsek Bekasi Timur dan Polres Metro Bekasi kota. Kasus di atas merupakan contoh dari dugaan penyelewengan uang arisan yang dilakukan oleh individu.
Sering kali di masyarakat, kita mendapati warga yang menghimpun dana arisan. Umumnya mereka dikenal dengan istilah "Boreg." Selain menghimpun dana arisan, tugas seorang "Boreg" melakukan penagihan terhadap anggota yang tidak membayar sesuai waktunya. Adapun waktu pembayaran biasanya dilakukan rutin secara mingguan atau bulanan.
Apabila ada anggota mengalami kesulitan untuk membayar maka seorang "Boreg" juga berkewajiban untuk meminjaminya dulu. Untuk sistem pengembalian bisa diberikan oleh anggota pada waktu berikutnya atau melalui pemotongan uang arisan. Belum lagi jika ada anggota yang mangkir atau menghilang setelah mendapatkan uang arisan.
Mengingat seorang "Boreg" memiliki tanggung-jawab yang besar dalam menghimpun dana arisan dari seluruh anggota maka tidak jarang mereka mendapatkan perlakuan istimewa. Adapun keistimewaan tersebut misalnya dia berhak mendapatkan arisan pada urutan yang pertama.