Tiga alumni Coding Mum Surabaya termasuk saya, terus menjalin pertemanan walau jarang pernah bertatap muka. Apalagi sekarang di masa pandemi Corona, kami sama sekali tidak berjumpa. Kecuali secara online, di grup whatsApp khusus dan saling berkomentar atau berkirim pesan pribadi media sosial. Kami lakukan ini secara mengalir saja sejak 2016, tiga tahun yang lalu.
Pertemuan pertama di ruang Dilo Surabaya itu, tidak kami sangka akan awet terus sampai sekarang. Kalau lihat foto di bawah ini, saya yang berjilbab biru tua, belakang saya adalah bu Jelita yang berjilbab peach. Dan di seberang saya ada Tika yang berjilbab hijau toska dengan ekspresi duck face. Kami berfoto di pertemuan pertama bersama mbak Ellen dari Kolla Space dan pihak dari Bekraf.
Apa itu Coding MUM?
Saya tuliskan dua artikel untuk menjelaskan hal ini ya, bisa klik satu per satu:
1. Coding Mum Mencetak Ibu Rumah Tangga Menjadi Web Designer dan Front End Programmer
2. Komunitas Coding Mum Indonesia Siap Memberdayakan Perempuan di Ranah Teknologi
Saya dan Tika berangkat dari profesi sebagai ibu rumah tangga, yang kemudian menjadi freelancer atau bisa disebut digital creativepreneur. Sedangkan bu Jelita, adalah Dosen Geo Mapping dari UNIPA Surabaya.
Sebagai freelancer, partner kerja saya tentu berganti-ganti. Begitu juga dengan Tika. Akan tetapi, tanpa sadar kami bertiga sering berkumpul karena meneruskan kelas belajar coding untuk ibu-ibu dan anak di Surabaya. Yang kami adakan.
Bahkan sebelum ada kewajiban "Stay At Home" pun kami jarang sekali bertemu. Dan lebih sering ngobrol dan berdiskusi secara online. Sampai akhirnya kami bertiga memutuskan untuk membuat sesuatu yang lebih serius.