Lihat ke Halaman Asli

Saat Teman Difabel Mengenal Coding

Diperbarui: 4 September 2019   07:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Teknologi memang tidak mengenal sekat apapun. Tidak ada batas ruang dan waktu. Juga tidak menutup pintu pada satu pihak tertentu. Semua orang bisa mengakses teknologi dan terutama teknologi digital dan internet. Baik itu orang tua, muda, biasa maupun teman-teman dengan kemampuan berbeda yang disebut difabel.

Ini pengalaman saya menjadi Koordinator Coding Mum Disabilitas Surabaya, tahun 2018 lalu. 


Sebuah program belajar membuat website dari nol, atau kelas coding dasar, untuk teman-teman disabilitas atau difabel. Peserta yang ikut dari teman tuli, tuna daksa dan slow learner. Kebetulan di program ini, kami belum bisa memfasilitasi teman-teman tuna netra - karena keterbatasan narasumber trainer, pendamping dan program belajar yang tepat. 

Menarik sekali melihat antusias dan ketekunan teman-teman untuk belajar coding, dari mereka yang sama sekali tidak pernah mengenal coding. 

Teman tuli dibantu oleh interpreter yang menguasai bahasa isyarat. Mentor di depan mengajar bergantian dengan interpreter dalam menyampaikan materi. 

Di akhir sesi, masing-masing peserta mampu membuat desain website static sesuai dengan tema dan tujuan website yang diminati. Dalam 8 kali pertemuan, mereka sudah bisa membuatnya. Ini hal yang bagus. Bahkan sampai setahun selanjutnya, saya pun masih mendapatkan pesan di messenger tentang "kapan program coding untuk difabel ini akan dibuat lagi?"

Semoga BEKRAF, lembaga negara lain atau teman-teman komunitas IT di Indonesia, juga menambahkan program edukasi coding dan teknologi digital ini untuk menambah keterampilan teman-teman difabel.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline