Cerpen Kita Putus
Penulis : Hening Nugroho
"Giliranmu!"
"Giliranku?"
"Iya, emang kamu belum tahu?"
Ucok menggeleng
"Sekarang waktumu presentasi!"
"Presentasi apa?" Ucok penasaran sekaligus ketakutan maklum guru di depannya
sangar, wanita, masih muda tapi galak, namanya Bu Ita, mukanya judes abis,
alisnya tipis seperti habis dikerok lalu diukir pakai pensil alis, bibirnya agak tebel, matanya tajam seperti burung hantu.
Ivan hampir kehabisan kata, "ayo cepet sono maju!" bisiknya agak keras dengan mata
melotot, "pidato pakai Bahasa Inggris," kata Ivan pelan.
Ucok kalangkabut, belum dipersiapkan apa materinya karena satu hari yang lalu dia
tidak masuk kelas, sakit. Dan temannya pun tidak kasih tahu kalau ada tugas segenting itu. Bisa jadi tidak hanya genting tapi amat genting. Guru yang satu ini sangat senewen, bila ada yang ketahuan tidak mengerjakan tugas maka tidak ada kompromi lagi nilainya langsung nol.
"Ucok pleasee... "
Guru yang senewen itu sudah memanggil-manggil, gila suaranya seperti auman singa yang siap menyantap. Ucok pun ketakutan, empat pilar ketrampilannya beladiri tiba-tiba saja langsung rontok, Pencak silat, Taekwondo, Karate, dan Kung Fu langsung gugur cuma menghadapi suara wanita itu. Gurunya sendiri.
"Yes Ma'am," jawab Ucok lugas tapi cenderung dibuat-buat, sadar kalau tugasnya belum dikerjakan, tangannya seperti sibuk mencari sesuatu di dalam tas, dibongkar, sedikit akting, diaduk-aduk lalu dirampasnya satu lembar kertas tulis bergaris berisi penuh dengan tulisan. Tapi entah tulisan apa itu, Ucok buru-buru menarik kertas itu ditunjukkan di depan orang-orang biar terkesan anak yang rajin selalu mengerjakan tugas gurunya.