Lihat ke Halaman Asli

Henie Kurniawati

Psikolog dan Dosen Psikologi

Siapkah Anda Bersikap Baik-baik Saja Saat Situasi Tidak Baik?

Diperbarui: 22 Juli 2021   03:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahan pribadi

Merasa gelisah dan cemas layak kok. Namun di balik itu tetap mengupayakan terbaik untuk menghargai diri.
Sedih dan kecewa itu datang silih berganti. Kita tidak harus menjadi sempurna sebagai manusia. 

***

"Klien" demikian sebutan orang yang secara sengaja meminta bantuan untuk melakukan proses konseling kepada psikolog atau konselor.

Klien dan kita semua dihadapkan pada tantangan untuk menjalani kehidupan, baik itu positif atau negatif, ringan atau berat, bahkan kondisi terpuruk atau bangkit dari keadaan. Klien terkadang nampak penuh keluhan, letih, tertekan, dan terbebani. 

Hadirnya masalah pun juga dianggap sulit untuk diatasi. Namun keoptimisan klien dan kita semua terbentuk saat mampu berkomitmen menjalani kehidupan dengan penuh keyakinan diri, bukan bersantai, inginnya serba nyaman, enak-enak semaunya tanpa aturan, atau bahkan mudah tertekan menghadapi berbagai permasalahan kehidupan.

Adanya wabah Virus Corona-19 menurut World Health Organization (WHO) sebagai problem yang berdampak serius pada kesehatan karena penyebaran yang cukup pesat di seluruh dunia. 

Berbagai aspek kehidupan, termasuk fisik, emosi, mental, sosial, dan spiritual, perlu didukung oleh tenaga kesehatan, diantaranya psikolog untuk lebih fokus terutama pada masalah perilaku manusia. 

Sebagian besar orang sudah terbebani dengan permasalahan hidup, namun saat wabah ini terjadi, semakin pula dihadapkan pada persoalan yang penuh ketidakpastian dan tekanan mental yang cukup berat (Roman, Hossen, & Mthembu, 2020).

Institute Health Metrics and Evaluation (IHME) (2017) menyebutkan beban penyakit di Indonesia terutama pada gangguan mental, dalam tiga dekade menduduki rangking pertama adalah depresi. 

Jenis gangguan mental lainnya, yaitu cemas, skizofrenia, bipolar, gangguan perilaku, autis, gangguan perilaku makan, Attention Deficit Hiperactive Disorder (ADHD) yang dialami oleh penduduk di Indonesia. Sedangkan di dunia sejumlah 450 juta orang mengalami gangguan jiwa (Kemenkes, 2019).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline