Backpacker... secara harfiah artinya orang yang jalan-jalan tapi dengan cara terhemat menggunakan berbagai jenis transportasi. Dari angkot, ojek, tinggal di masjid, atau jalan kaki sekalipun. Yup, niat inilah yang mengukuhkan kami untuk backpacker ke Pulau Sempu, Malang. Niat ke sana sudah lama direncanakan jauh sebelumnya, mungkin setahun yang lalu. Tinggal nunggu hari baik saja, kata orang Jawa mah. Akhirnya saya pun menghubungi Uve, sahabat yang ada di Kota Malang. Kami bertemu beberapa tahun yang lalu di Kampung Inggris, Pare, Kediri. Niat ini pun saya share di status jejaring sosial, harapannya sih, ada orang-orang nekat seperti saya. Dan jawaban itu pun disambut oleh sahabat saya, Lulu dan temannya Liana. Transportasi dari Jakarta kami pilih kereta api, sebab harganya cuma 51.000 (Matramaja) ke Malang. Uve berburu informasi di Malang tentang harga sewa tenda, sewa angkot, sewa guide, dan lain-lain. Hasil pencarian diperoleh perkiraan sewa tenda sekitar 20 ribu, sewa guide 100 ribu, transportasi ke Pulau Sempu 100 ribu, biaya tak terduga 50 ribu. Ada teman yang akan bantu kami transportasi dari Malang ke Sendang Biru. Intinya kalau dibagi ke jumlah peserta yang ikut, nominalnya jadi gak terlalu besar. Jumlah orang sementara yang akan ikut adalah sembilan orang. Rupanya sistem pemesanan kereta api dengan tidak adanya kursi duduk merugikan saya yang akibatkan saya tidak dapat tiket pulang. Terima kasih buat teman saya, Ara, yang sudah berjuang buat dapatkan tiket berangkat. Hehehe, kebayang dah antriannya. Sementara itu, teman-teman yang dari Jakarta tersebut pulangnya tidak bersamaan, jadi saya akan pulang sendirian nampaknya. Tgl.28-31 Desember 2011 adalah tanggal yang dipilih, mengingat tanggal 2 Januari harus sudah masuk ke sekolah. Rencananya seperti ini: Tgl. 28 berangkat, tgl. 29 sampai Malang dan langsung ke Pulau Sempu, tgl. 30 jalan-jalan ke kota Malang, dan tgl 31 kembali ke Jakarta. Saya pun coba cari informasi kendaraan termurah pulang, mengingat itu adalah malam tahun baru, gak mau terjebak di jalan juga. Terbayang macet total yang siap menghampiri di jalan dengan jalur darat. Dengan metode membonceng motor pun nampaknya akan dilakukan. Setelah melalui perjuangan luar biasa, saya pun memutuskan ada perubahan rencana. Pulang ke Jakarta akan mampir dulu ke daerah Gombong, ada saudara di sana, sekalian silahturahim, hehehe. Jadi rencananya begini: Tgl. 28 berangkat, tgl. 29 sampai Malang dan langsung ke Pulau Sempu, tgl. 30 kembali ke Malang dan lanjut ke Gombong, dan tgl. 31 kembali ke Jakarta dengan kereta api ekonomi melalui pembelian jalur 'ekspres'. Bagaimana pelaksanaannya??? Tgl.28 saya pun menuju ke stasiun Pasar Senen. Jam menunjukkan pukul 12.00 WIB dari Kampung Rambutan, entah kenapa saya pilih bus P17A dengan harapan langsung sampai stasiun. Apa daya, bus itu jalan bak keong di siang hari. Huuffft... mulai panik ketika sampai UKI jam 13 lewat. Padahal kereta jam 2 berangkat. Tanpa pikir panjang, turun UKI naik ojek dan ngebut ke Pasar Senen tanpa rem. Harga ojek 50 ribu. Alhamdulillah tidak terlambat sampai stasiun dan kabar lainnya adalah Liana meng-cancel karena dia sakit. Hmmm...kabar tak terduga. Di KA kami bertiga, saya, Lulu, dan sahabat saya Hely. Loh, kok ada Hely? Iyah, dia naik sampai Solo dan lanjut ke Jogja. Setidaknya Hely membuat kereta jadi lebih ramai. Obrolan kami lebih serius dari anggota DPR yang bahas anggaran dan lebih berisik dari pedagang yang tawarkan dagangan di kereta. Sampailah kami di Kota Malang dan langsung menuju kos-nya Uve. Ada perubahan rencana, ternyata dari sembilan orang, total yang berangkat jadi lima orang. Dan teman yang tadinya akan mengantar ke Sempu, tidak jadi mengantar. Hasilnya, pagi-pagi itu kami cari angkot buat sewa ke Sempu dan peralatan tenda yang kami sewa (lampu dan alat masak). Kami pun berangkat ke TKP dan membayar ini itu. Setelah puas menikmati Pulau Sempu dengan jalur yang luar biasa seru, kami lanjutkan misi kami masing-masing. Saya kembali ke Jakarta setelah melalui kereta di Gombong. Kalo mau dihitung-hitung rencana pengeluaran: KA Ekonomi PP: 110 ribu Sewa Kapal: 100 ribu (dibagi 9 orang) Sewa Guide: 100 ribu (dibagi 9 orang) Tiket + Petugas: 80 ribu (dibagi 9 orang) Sewa Tenda dan perlengkapannya: 50 ribu (dibagi 9 orang) Realisasi pengeluaran: Ojek: 50 ribu KA Ekonomi berangkat: 51 ribu Sewa Kapal: 100 ribu (dibagi 5 orang) Sewa Guide: 100 ribu (dibagi 5 orang) Tiket + Petugas: 80 ribu (dibagi 5 orang) Sewa Tenda dan perlengkapannya: 50 ribu (dibagi 5 orang) Sewa Angkot: 500 ribu (dibagi 5 orang) Bus Malang-Gombong: 87 ribu KA Gombong-Jakarta: 80 ribu Silakan hitung pakai kalkulator berapa biaya yang saya keluarkan.... but, its okay kok... banyak hal yang kita rencanakan kadang tidak sesuai rencana. Keindahan pemandangan di sana membayar apa yang harus saya bayar. Mau tahu pengalaman kami selanjutnya? Apa yang kami alami? Apa yang kami rasa? Apa yang kami lakukan di Pulau Sempu? Nantikan catatan saya selanjutnya.... ^_^ [caption id="attachment_154434" align="alignnone" width="288" caption="di dalam angkot sewaan"][/caption] [caption id="attachment_154438" align="alignleft" width="300" caption="bergaya di depan Segara Anakan, Sempu"]
[/caption] *thanks to sahabat-sahabat yang membuat mimpi kami jadi nyata. [caption id="attachment_154439" align="alignright" width="300" caption="menghadap Samudera Hindia"]
[/caption] [caption id="attachment_154441" align="aligncenter" width="300" caption="Segara Anakan, Malang"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H