Lihat ke Halaman Asli

Tidak Perlu Jadi Orang Kaya agar Jalan-jalan ke Dalam dan Luar Negeri

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya mungkin termasuk orang yang beruntung, karena dapat merasakan hal-hal yang orang lain belum tentu dapatkan. Kesempatan jalan-jalan plus plus..... alias jalan-jalan dibayarin atau jalan-jalan karena tugas atau jalan-jalan karena beasiswa. Semoga ini menginspirasi pembaca. Orang yang suka jalan-jalan itu identik dengan orang duit berlebih atau orang kaya. Eits, jangan salah, saya termasuk orang di luar kategori itu dan bisa buktikan kalau jalan-jalan itu gak harus mahal. Caranya adalah: 1. Suka dengan tempat dan suasana baru Point ini yang mesti dipunya dulu. Selalu suka sama hal baru, tempat baru, dan orang-orang baru. Kalau teman-teman termasuk orang yang butuh adaptasi lama, cari informasi sebanyak-banyaknya tentang tempat tersebut. Ini saya lakukan waktu saya ke Pare Kediri, 1 bulan, kursus Bahasa Inggris. Di sana saya cari info sebanyak-banyaknya. Bagaimana transportasinya, karakter orang-orangnya, biaya hidupnya, dan sebagainya. [caption id="attachment_109970" align="aligncenter" width="375" caption="Kota Pare, Kediri"][/caption]

2. Pakai transportasi dan penginapan murah meriah Di saat sedang cekak dan butuh tempat buat liburan, saya pun kontak temen YM. Ini saya lakukan waktu ke Surabaya dulu. Sendirian dengan kereta api ekonomi seharga 47 ribu. Keliling Surabaya ditemani sahabat. Menginapnya di rumah teman, jadi hemat kaaan. Pernah juga tidur di warnet yang 24 jam. Cara ini sangat praktis, selain bisa on line, juga ada fasilitas AC. Sama halnya waktu ke Bromo, saya membonceng motor dari Surabaya.... pegel juga jadi boncenger. Tapi, terbayarkan rasa capek itu dengan keindahan gunung Bromo. Luar biasa!!!! [caption id="attachment_109971" align="aligncenter" width="436" caption="Di Bromo dengan Anak2 Komunitas Motor"][/caption]

3. Manfaatkan undangan pelatihan untuk eksplorasi wilayah baru Kebetulan saya beberapa kali dapat kesempatan jadi undangan pelatihan ke luar kota. Di tempat itu, kita bisa kunjungi tempat wisata dan wisata kuliner di sana. Ke Muna (Sulawesi Tenggara), Surabaya, Jogjakarta, Semarang, Ngawi, Bandung, adalah tempat yang pernah saya kunjungi. [caption id="attachment_109972" align="aligncenter" width="422" caption="Lawang Sewu, Semarang"][/caption]

4. Dinas ke luar kota Kalo yang ini, memang bagian dari kerjaan yah. Setelah semua urusan kerjaan selesai, tak ada salahnya menyambangi apa yang ada di daerah tersebut. Dikarenakan waktu yang tersedia terbatas, kunjungi tempat yang dianggap paling menarik. Ke Bali, Papua, Samarinda, Surabaya, Pontianak, dan Balikpapan adalah kota yang pernah saya singgahi. [caption id="attachment_109974" align="aligncenter" width="380" caption="Papua dari Atas Pesawat"][/caption]

5. Lebih banyak lebih murah Ini saya lakukan waktu ke Lombok lewat Bali tahun 2009 bersama teman-teman. Dengan berempat kami ke sana naik taxi, kapal, dan penginapan semua berbagi. Hasilnya jadi lebih ringan. [caption id="attachment_109981" align="aligncenter" width="382" caption="Tepian Senggigi... Lombok"][/caption] [caption id="attachment_109983" align="aligncenter" width="385" caption="Tidur di Pasir Putih di Kuta, Bali"][/caption]

6. Cari undangan seminar/konferensi di internet Banyak undangan seminar atau konferensi terbuka di internet. Tahun 2004 saya lakukan dan sempat ke Bali ikutan konferensi remaja.  Tahun 2005 di Surabaya saya ikuti konferensi yang pesertanya dari Asia Tenggara dan Selatan. Tahun 2005 sempet ke Philipina juga buat ikutan konferensi. Tahun 2009 kembali ke Bali mengikuti konferensi AIDS tingkat Asia Tenggara dan Asia Pasifik. Modalnya....iseng-iseng saja. Hehehe. [caption id="attachment_109984" align="aligncenter" width="401" caption="ICAAP, 2009 di Bali"][/caption]

7. Berburu beasiswa Ini cara paling murah buat ke luar negeri. Dengan modal iseng-iseng pula, saya dan 12 teman dari kampus UNJ (IKIP Jakarta) tahun 2005 ke Itali, Siena dan Perugia, 3 bulan. Informasi ke negara lain, silakan ditanyakan ke mbah Gugel :) [caption id="attachment_109986" align="aligncenter" width="236" caption="Bersama Penerima Beasiswa di Pisa"][/caption]

8. Jelajahi kota sendiri Sebelum poin 1-7 dilakukan, tanya sama diri sendiri, sudah mengenal kota yang kita tinggali belum? Sekitar tempat tinggal kita pastinya ada banyak objek wisata menarik, yang bisa saja belum dikunjungi. Tak ada salahnya ini dilakukan. Ketika ada teman dari luar kota datang, kita bisa ajak yang bersangkutan keliling kota kita. [caption id="attachment_109987" align="aligncenter" width="401" caption="Museum Fatahillah, Jakarta Kota"][/caption] [caption id="attachment_109988" align="aligncenter" width="409" caption="Keong Mas, TMII"][/caption]

Namun, dari banyaknya info di atas, hal yang tidak kalah penting adalah perbanyak teman dan sahabat di mana pun. Karena, informasi tentang suatu tempat akan dikuasai penduduk setempat pastinya. Selain itu, mereka adalah orang-orang yang akan membantu kita di saat kesulitan. Well, have nice trip, jangan lupa kamera narsisnya yaaah ^_^ *Didedikasikan bagi sahabat dan teman-teman di daerah ataupun di luar negeri yang pernah bantu saya. Terima kasih atas bantuan semuanya yaaah...Semoga Tuhan membalas dengan kebaikan apa yang sudah kalian lakukan buat saya. **Tulisan sudah diunggah di note pribadi dan dengan editing seperlunya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline