Lihat ke Halaman Asli

Hengky Dwi Cahyo

Tukang Nyeting Server Dell, HP, Sophos, Fortigate, Mikrotik dan Networking

Balada Kegagalan demi Kegagalan Timnas Bola Indonesia

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Piala AFF kembali Bergulir, 2 pertandingan penyisihan Group sudah tersaji, Kabar Timnas Indonesia memang terdengar kurang mengenakkan takkala hanya mengemas 1 Point hasil bermain seri 2 - 2 dengan cucu & cicit para pejuang Vietkong kemudian tertunduk lesu & malu setelah diberi hadiah 4 Goal takkala melawan pasukan Filipina yang tradisi sebelum-sebelumnya selalu jadi lumbung goal buat Indonesia.

Kisah pilu team asuhan Alpret Riedl mengulang kisah suram 2 tahun yang lalu dimana saat itu Timnas memang serba compang-camping karena dualisme kompetisi dan ada larangan pemain bintang 7 yang bermain di ISL untuk memperkuat Timnas dari PSSI tandingan yang dipimpin oleh La Nyala Matalliti sehingga Timnas Indonesia yang dipimpin oleh coach Nil Maizar datang ke negeri jiran malaysia dengan kondisi seadanya dan Akhir kisah tidak mampu lolos dari fase group. Saat itu sepek terjang Timnas memang menjadi olok-olokan dan hinaan karena kegagalan itu imbas pemain yang memperkuat Timnas hanya sekumpulan pemain Tarkam berbeda jauh dengan saat ini setelah PSSI kembali dikuasai oleh La Nyala Matalliti cs meskipun ketua simbolik masih Bapak Dhohar Arifin semua pemain yang dulu dilabeli bintang sudah bergabung sebagai pungawa Timnas namun hasilnya juga megap-megap sama dengan Timnas pas-pasan yang di asuh oleh Nil Maizar, Namun kenapa proses unifikasi liga dan Timnas tidak juga mampu untuk mengangkat performa Timnas sebab kondisi masih sama dengan keadaan ditahun 2012 yaitu Timnas sedang pada posisi serba sulit dan hanya keajaiban yang mampu membawa Timnas lolos ke Quarter Final memang tiada yang tidak mungkin namun jika melihat Vietnam sebagai tuan rumah dengan gaya bermain menyerang dan hanya butuh hasil seri membuat kans mereka lolos ke Quarter Final jelas lebih besar belum lagi defisit 4 Goal juga menjadi beban berat buat Timnas.

Memang inilah kondisi Timnas sudah sangat pas dengan balada kegagalan demi kegagalan, Namun yang patut disayangkan komentar Alpret Reidl saat jumpa pers masih saja menyalahkan kisruh PSSI yang sudah berakhir padahal saat kondisi serba compang-camping seorang Nil Maizar tidak mengeluh dan santai saja dihujat bahkan berani membela anak asuhnya kala itu. Masak sekarang pelatih Sekelas Alpret Reidl yang konon kelas dunia tiba-tiba menyalahkan Kisruh Timnas yang sudah setahun lalu selesai.Alpret lebih bebas memilih pemain bahkan U-19 seperti evan dimas juga dipanggil namun sayang hanya sebagao cadangan. potensi evan dimas yang sedang bagus-bagusnya malah disia-siakan setelah kalah dari filipina dengan enaknya menyalahkan Kondisi. Yang pasti Alpret Riedl mengetahui kondisi sepak bola Indonesia sedang morat-marit karena pada waktu lengsernya Nurdin Halid, Alpret Reidl juga masih melatih Timnas Indonesia dan merasakan dipecat oleh PSSI reformasi. Kenapa setelah proses unifikasi liga dan La Nyala Matalliti cs kembali menguasai PSSI mau menerima lagi saat ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia, apakah memang sengaja kalau gagal mudah mencari Alibi sehingga bebas dari dosa akibat gagal. Yang Pasti Balada Kegagalan demi kegagalan timnas diperpanjang oleh pelatih Gagal bernama Alpret Riedl setelah sebelumnya gagal dipiala AFF 2010.

Apakah Timnas 2014 yang berlaga dipiala AFF juga pantas diolok-olok dan cocok sebagai bahan hinaan ???

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline