Lihat ke Halaman Asli

Yogie

Mahasiswa

Negeri Awan Kelabu

Diperbarui: 11 April 2024   00:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber gambar. pixabay.com

Negeri awan kelabu

Dari mendung ke mendung, hujan tak pastinya turun. Daun pun akan menguning, manusia tidak semestinya mati terbunuh.

Badai-badai seakan murka, laut-laut tak lagi membiru. Burung-burung tak lagi berjalan, ikan-ikan terdampar beriringan.

Hutan-hutan ludes, tanah-tanah menjadi batu. Satwa berhamburan diperumahan, orang-orang berhamburan, berlari membawa diri.

Mayat-mayat bergelimpangan, peneror tertawa terbahak-bahak. Berdasi, berjasa, garap daun-daunan haram.

Arsip-arsip palsu menyebar, pegadaian sepihak, otak-otak tepung keju. Manis di awal, akhirnya terkubur mati menjadi santapan cacing tanah.

Luka-luka berhamburan. mati, dimana-mana. Tulang-tulang, berhamburan. Bahkan, ada tima yang membedil.

Negeri awan kelabu
Awan  kelabu
Kelabu

Nyerinya di negeri
Awan kelabu

Derita Tiada Akhir #3
2023




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline