Lihat ke Halaman Asli

Millenial Tak Perlu Buru-buru Punya Rumah, Ini Alasannya?

Diperbarui: 20 Juli 2019   09:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Harta yang paling berharga adalah keluarga itulah sepenggal lirik dari OST Keluarga Cemara, tetapi itu memang benar adanya. Untuk itu bagi milenial yang akan atau ingin membeli rumah faktor keluarga perlu dipertimbangkan selain hanya mengikuti tren kerisauan tak punya rumah | Sumber gambar: pixabay.com

Derasnya arus informasi saat ini menjadi salah satu faktor perubahan perspektif terhadap kebutuhan dari waktu ke waktu. Jika kita tinjau dari catatan literatur terdahulu kebutuhan pokok terbatas pangan, sandang, papan (PSP).

Namun, saat ini "PSP" tentu sudah tidak relevan lagi. Telekomunikasi, transportasi termasuk aktualisasi diri untuk sebagian orang telah masuk dalam kategori kebutuhan pokok.

Perubahan perspektif tersebut terutama terjadi pada kelompok milenial. Hal tersebut karena milenialah yang paling intens terpapar arus informasi baik atas inisiatif ataupun ketidaksengajaan ketika menggunakan sosial media. 

Tidak dipungkiri secara sadar atau tidak sadar arus informasi tersebut sedikit demi sedikit telah mengubah perspektif terhadap apa yang benar dan salah, apa yang baik dan buruk. Tanpa pegangan yang kuat derasnya arus informasi tidak jarang telah membentuk perspektif yang justru keluar dari pribadinya sendiri dan cenderung mengikuti perspektif yang berlaku umum.

Ketika milenial belum tahu tentang diri sebagai pribadi, maka jangan lakukan pengambilan keputusan penting termasuk dalam hal ini adalah membeli rumah. Perlu diketahui bahwa rumah sebagai tempat tinggal merupakan pusat dari aktivitas kita dimana kita akan memulai aktivitas setiap hari dari rumah dan akan kembali pula ke rumah. 

Rumah menjadi tempat beristirahat serta yang paling penting rumah adalah tempat berinteraksi bersama keluarga. Tidak jarang juga rumah merupakan benteng dalam menghadapi usia senja. 

Selain itu untuk tempat tinggal, rumah menjadi tabungan hari tua sebagai indikator ketahanan finansial. Hal tersebut karena nilai ekonomi rumah yang selalu mengalami kenaikan dari waktu ke waktu.

Atas uraian tersebut dapat ditarik garis besar tentang perlunya rumah untuk kita, sebagai berikut

  1. Tempat beristirahat dari aktivitas sehari-hari (pergi dan pulang)
  2. Tempat berinteraksi bersama keluarga
  3. Benteng di usia senja baik untuk hunian ataupun tabungan

Di dalam perencanaan pembelian rumah milenial harus mempertimbangkan terpenuhi unsur tersebut. Hal tersebut bertujuan agar di dalam pembelian rumah dapat memberikan manfaat yang maksimal mengingat rumah merupakan kebutuhan jangka panjang dimana bukan tentang hari ini dan esok hari saja. 

Selain itu, nilai rumah yang semakin hari semakin tidak terkira tentunya akan memaksa milenial untuk mengorbankan kebutuhan untuk aktualisasi diri. Tentu setiap pengorbanan harapannya adalah akan memperoleh manfaat yang maksimal.

Coba bayangkan jika kita sudah mengorbankan kebutuhan aktualisasi diri kita untuk disisihkan membeli rumah tetapi hanya terpenuhi beberapa  unsur tempat beristirahat dari aktivitas sehari-hari (artinya dekat dengan kantor) serta sebagai benteng di usia senja. Namun, disisi lain tidak terpenuhi poin 2 yaitu dekat dengan keluarga bisa orangtua ataupun pasangan suami/ istri yang berhubungan jarak jauh (LDR). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline