Lihat ke Halaman Asli

Pulang di Kala Waktu Sempit

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari minggu 2 mei 2010 tepatnya pukul 2 dinihari dimana orang-orang sibuk dengan selimut dan bantal untuk menikmati malam yang panjang dan dingin. Ku menerobos pekatnya malam sama kawan (soulmate) dari penghujung bukit ujung berung turun gunung menuju bandung, setelah 4 jam spend of the saturday of barbaque nignt ditempat salah satu kerabat kuliah dulu  dalam rangka pembubaran panitia Reuni Akbar dan Penetapan Ketua IKA PLANO UNISBA serta para anggotanya. Suasana hangat tercipta dan terjalin sangat erat dan hangat dari berbagai lintas angkatan dalam suasana ini.

Sewaktu turun gunung dalam benak ada rasanya ingin tetap gabung sampe pagi tapi panggilan tugas telah menanti untuk segera terbang meninggalkan Kota Bandung tercinta menuju Kota Serambi Mekah..Lop Yu Pul Bandung…., heh..mau gimana lagi keluarga, teman, komunitas harus dilepas beberapa waktu, bukan soal tega, kasihan…tapi atas perintah PANGAButuh….mun teu kokoreh teu bisa macok (sundanese:mode on)…kalo gak ihtiar gak dapat hasil…..

Kini setelah 2 bulan berjalan alhamdulillah bisa kumpul lagi di rumah munggil sama keluarga,  walau dibatasi ruang dan waktu yang singkat. Kepulangan ini hanya satu yang paling menjadi alasan yaitu karena anak dan istri….mereka yang membuat semangat ku berikhtiar, berusaha dan berdo’a hingga rasa semakin cinta takkan terbantahkan oleh apapun dansiapapun.    Segala beban dan tugas yang menjadi makanan sehari-hari di negeri Rencong terpinggirkan semua dengan celoteh, canda tawa sang penyejuk istri dan buah hati.

Kita sebagai manusia tidak akan pernah puas untuk mencari materi jikalau bisa ke ujung langitpun dikejar hingga hari-hari rasanya semua akan bermuara ke arah sana (kebahagian materi), namun hal ini sangat kontradiksi dan malah perasaan menyesal yang sangat dalam dikala anggota keluarga kita yang jauh diseberang sana sakit malah dipanggil oleh sang Khaliq….betapa terpukulnya kita, kalau bisa waktu ini bisa diputar janganlah buah hati atau keluarga  yang sakit atau dipanggil oleh sang Khaliq tapi Aku, Saya….hal ini terjadi pada teman (soulmate) saya ketika itu terjadi pada tahun 2008….anak yang tercinta tidak tertolong dan dipanggil oleh Allah SWT dikarenakan sakit.

Berkaca dengan peristiwa tersebut, maka sesibuk dan seberapapun waktu yang padat oleh jadwal bekerja hingga porsi untuk keluraga tersita apalagi  bekerja dengan tempat yang  jauh dan terpisah dari keluarga, tidak akan berkurang kadarnya pabila Pulang dikala Waktu Sempit, walaupun apa yang dibawa hanyalah ucapan, dekapan dan belaian kasih sayang bukan dengan materi yang melimpah. Hal ini terbukti dengan celoteh anak-anaku walaupun ringan tapi ada perasaan yang menusuk ke hati yang paling dalam…mereka berucap “gak enak ga ada ayah,” dan “ayah jangan pergi lagi, disini aja dirumah” …..:(




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline