Lihat ke Halaman Asli

Hendy Adinata

Sukanya makan sea food

Mendesak Transparansi Hasil Tes Kesehatan, Kejiwaan dan Psikotes CPNS Kejaksaan RI 2021

Diperbarui: 30 Desember 2021   10:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

'Nyesek', itulah istilah yang paling tepat menggambarkan apa yang kami para peserta CPNS Kejaksaan RI 2021 rasakan.

Pengumuman hasil telah dirilis dan banyak di antara kami yang dinyatakan TMS (Tidak Memenuhi Syarat) dari sisi tes psikologi dan/atau kesehatan. Bukan banyak, tapi buaaanyak buannggeettt. 

Padahal nilai yang kami miliki tergolong tinggi dibandingkan banyak nama-nama yang dinyatakan P/L (kode untuk peserta yang lolos tahap akhir).

Melalui tulisan singkat ini, yang mungkin tidak berarti apa-apa bagi lembaga sebesar Kejaksaan, penulis merasakan tes CPNS di Kejaksaan ini sengaja dikondisikan agar pihak-pihak di internalnya bisa bermain. Rapi sekali.

Tes kesehatan, kejiwaan dan psikotes disiapkan di akhir supaya peserta bisa digugurkan di poin itu.

Okelah kalau penulis tidak lulus, lantaran kalah nilai, sakit dan hal serius lainnya, tapi melihat banyaknya peserta yang nilainya tinggi namun dibuat TMS di bagian kesehatan dan psikotes, bukankah kita akan skeptis dengan pola penjaringan pegawai ini? Kita hanya ingin transparansi.

Banyak peserta mengikuti seleksi dengan harapan besar dapat terpilih menjadi abdi negara di instansi dan formasi yang mereka cita-citakan. Mereka mempersiapkan segalanya dengan matang, mulai dari belajar materi SKD, SKB, diet ketat dan olahraga teratur untuk tes kesehatan, dan mencari informasi di sana-sini untuk memaksimalkan tes yang mereka ikuti.

Bodoh sekali bila orang ingin bertempur tapi mereka tidak persiapan.

Bicara soal persiapan penulis sendiri sadar betul akan melamar di mana. Sebelum memutuskan untuk ikut seleksi, penulis telah bertanya pada WA Kejaksaan RI untuk poin "tidak bertindik dan bertato", harapannya ingin kejelasan. Tapi tidak ada balasan. Padahal niatnya ingin tahu apakah bertindik karena adat (sejak bayi) itu diperbolehkan atau tidak (penulis ada dokumen dari lembaga adat). Supaya tidak dibuat TMS di akhir. Tapi ya tidak dibalas.

Beberapa teman yang lain juga pergi ke rumah sakit untuk tes kesehatan, dan dokter menyatakan sehat. Tidak ada penyakit dalam, semua organ baik.

Namun ketika melihat hasil tes, ada banyak nama yang TMS di bagian kesehatan, penulis jadi ragu dan bertanya, parameter apa yang digunakan untuk menyatakan orang itu tidak sehat? Masakan ribuan orang tidak sehat?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline