Lihat ke Halaman Asli

Hendy Adinata

Sukanya makan sea food

Pelanggaran terhadap Privasi yang Dapat Dibenarkan

Diperbarui: 5 April 2020   09:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi mengintip (sumber: jambi.tribunews.com)

"Ingin tahu" adalah hal yang baik. Orang yang selalu ingin tahu pasti punya wawasan, pergaulan dan pengalaman yang lebih luas daripada mereka yang hanya sekedar ingin tahu atau tidak ingin tahu sama sekali (masa bodoh). Namun, apabila yang ingin diketahui adalah seputar privasi orang lain, apakah itu termasuk "rasa ingin tahu yang baik?"

Berani jawab?

Kita menganggap orang yang selalu ingin tahu privasi orang lain itu orang yang usil. Apabila ingin tahunya sudah sampai pada tindakan-tindakan agresif, mereka menjadi orang yang sangat mengganggu. 

Kita tidak nyaman, kita mengumpat kepada mereka dengan kata sekasar-kasarnya karena mereka melanggar batasan privasi kita. Mungkin dibenak kita akan bilang "Usilnya orang ini, ga ada kerjaan apa? Nganggur sampai gimana coba sampai sibuk ngurusin urusan orang segala!"

Orang yang selalu ingin tahu seperti kalimat di atas keberadaannya ada di mana-mana. Yang paling dekat dapat kita temukan di rumah kita sendiri---yaitu orang tua dan saudara-saudari kita.

Mereka penuh pertanyaan-pernyataan yang harus kita jawab. Mereka kadang mematai-matai kita saat di luar rumah. Mereka juga mengintip isi android kita, membaca pesan WhatsApp kita, melihat gallery, history browser web, dan sebagainya---contoh kecil.

Satu cerita

Pernah suatu ketika terjadi pertengkaran yang hebat antara kakak-adik. Sang adik ingin meninju wajah kakak perempuannya lantaran si kakak ini mencuri lihat isi pesan sang adik laki-lakinya saat tidur. 

Ditemukanlah foto-foto pesta pora di sana dan sang kakak membaca percakapan sang adik dengan seorang bapak rohaninya yang berisi tentang sang adik ini sudah melakukan hubungan suami istri dengan pacarnya.

Kalimat sang adik itu bernada menyesal dan putus asa, karena uang yang dikeluarkan oleh sang adik ini sudah sangat banyak untuk membiayai hubungan keduanya, makan-minum, tinggal, dan keperluan lainnya. 

Selama hubungan asmara itu, mereka sudah sangat sering berhubungan badan, dia telah memperlakukan pacarnya bak ratu di kerajaan cintanya. Apapun yang diinginkan sang pacar selalu dipenuhi oleh sang adik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline