Lihat ke Halaman Asli

Life of Pi: Piscine di antara Kematian

Diperbarui: 24 Juni 2015   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1363138751608993073

Film yang beralur mundur ini memang layak menjadi nominator Piala Oscar[1] 2013, Februari kemarin. Meski tidak menang (pemenangnya adalah Film Argo), namun beberapa masyarakat menilai, film LOP adalah film yang inspiratif dan sangat mengesankan. Kekalahan LOP juga diduga karena substansi yang diangkat terlalu berbau religi dan pluralis, sehingga kalah 'seksi' dibandingkan film Argo yang mengangkat konflik timur-tengah. Meski begitu, Ang Lee, sebagai sutradara LOP berhasil menyabet piala Oscar kategori sutradara terbaik. Salah satu kehebatan Ang Lee sebagai sutradara adalah ketika dia dapat membuat hewan menjadi salah satu aktor film tersebut. Ditambah karakter hewan yang ditampilkan tidak absurd dan terlihat konkrit layaknya hewan pada umumnya. Seperti seorang Harimau yang bernama Richard Parker. Jadi, kalau ada pertanyaan, film apa yang menampilkan hewan dalam kehidupan nyata sebagai aktor, maka LOP adalah salah satunya. Film yang diangkat dari novel fiksi yang ditulis Yann martel [2] dan dipublikasikan tahun 2001 ini, layak ditonton oleh segala usia dan kalangan. Pesan yang disampaikan pun baik, yaitu tentang arti keimanan dan ketuhanan. Ide cerita, visual, artistik, sound efect dan karakter tokoh, disuguhkan dengan begitu eloknya. Film ini meski menampilkan tokoh hewan, tidak terlihat seperti Sci-fi ataupun kartun. Dan ditambah lagi, sepengamatan saya, tidak ada scene yang terlihat tidak logis. Semuanya mengalir dan terlihat konkret. Film ini diawali dari kenangan yang disampaikan oleh Pi dewasa kepada seorang penulis novel. Dia memulai menceritakan pengalamannya di rumahnya. Mengapa nama saya Pi? Setidaknya ada tiga alasan, mengapa nama aktor utama adalah Pi. Pertama karena namanya Piscine Molitor Patel sehingga panggilannya Pi. Piscine Molitor sebenarnya nama yang diberikan teman ayahnya, Mamaji. Mamaji mengambil nama itu dari Kolam Renang yang ada di Perancis. Kolam renang Piscine Molitor adalah kolam renang yang paling bersih yang ada di dunia pada masa itu. Bak kaca yang bening, air di Piscine Molitor dapat menampilkan lantai 'palungnya' hingga kelihatan air-air yang paling dalam sekalipun. Dan jika kita menyelam di airnya, saat kepala kita menengadah ke langit, maka langit pun terlihat jelas seperti bukan melihatnya dari dalam air, dan langit biru itu terlihat gagah, karena begitu bersih dan beningnya kolam renang Piscine Molitor. Kedua, karena teman-teman kecilnya sering memanggil namanya Pissing[3]. Panggilan itu sebenarnya bermakna ganda. Selain berniat memanggil, kadang-kadang temannya sengaja mengejeknya dengan mengubah sedikit intonasinya, Piscine menjadi Pissing. Bahkan beberapa gurunya, sering salah memanggil namanya. Hingga akhirnya Pi merasa dilecehkan karena namanya acap kali menjadi bahan ejekan padanya. Dan karena begitu kesalnya, pada suatu momentum, dia menjelaskan arti dan latar belakang namanya. Namun latar belakang namanya yang dijelaskan tidak berhubungan dengan kolam renang yang di perancis yang diberikan oleh Mamaji. Karena jika penjelasan itu disampaikan akan terlihat konyol dan justru menjadi lelucon yang membuatnya semakin sering diejek oleh temanya. Oleh karena itu pada momentum itu, dia menjelaskan latar belakang namanya yang berhubungan dengan ∏ (Pi) yang berhubungan dengan ilmu matematika. Pi adalah huruf keenam belas dari alpabet Yunani yang juga digunakan sebagai rasio yang berhubungan dengan lingkaran. Dan sejak itu baik guru dan teman-temanya tidak pernah mengejek namanya. Dan ini adalah asalan ketiga mengapa nama aktor adalah Pi. Sejak saat itu, dia tidak pernah dipanggil Piscine ataupun pissing, melainkan Pi. Pi tinggal di tengah keluarga yang rasional. Ayahnya seorang pengusaha kebun binatang dan ibunya seorang ahli botani. Ayahnya adalah penganut paham realisme dan tidak terlalu religius. Bisa dikatakan ayahnya tidak terlalu mempercayai adanya Tuhan. Barangkali ini yang membuat Pi bebas menentukan agamanya sendiri. Walaupun terlahir sebagai agama Hindu, Pi tidak melulu mendalami Hindu. Di masa remajanya yang penuh dengan keingintahuan yang kuat, dia mulai mendalami Katolik dan Islam. Sehingga ketika remaja, dia telah menganut tiga agama sekaligus. Sehingga dia sampai pada pikiran remajanya bahwa Tuhan itu adalah satu dimana-mana. Walaupun Hindu dipenuhi oleh 23 Dewa dan Katolik memiliki Trinitas, namun semuanya berujung pada satu Tuhan. LOP memiliki setting India tahun 1950-an ketika Francis menduduki India. Namun karena terjadi pergolakan di India ketika itu, akhirnya Pi sekeluarga pindah ke Kanada menggunakan jasa pelayaran. Semua hewan yang dipelihara mereka di kebun binatang yang dikelola ayahnya, dibawa bersama mereka menuju Kanada. Dan disinilah petualangan Pi akan segera dimulai. Mengarungi lautan pasifik bersama seekor hewan buas. Ketika itu, saat kapal yang mereka tumpangi berada di daerah lembah Mariana, lembah terdalam yang ada diplanet ini, tepatnya di lautan Pasifik, tiga jam dari Negara Filipina, badai menerpa kapal mereka. Pada saat itu, seluruh penumpang sedang tidur dengan nyenyak kecuali Pi. Pi yang penasaran meihat badai lautan, sengaja keluar dan menyaksikan derunya angin yang berciuman dengan lautan. Namun badai besar datang begitu cepatnya. Dan seketika setengah badan kapal telah tenggelam bersama keluarganya serta penumpang lainnya. Pi pun tidak dapat menyelematkan keluarganya. Dan dia akhirnya dipaksa untuk berlayar menggunakan sekoci oleh salah satu petugas yang masih tersisa di kapal bersama beberapa hewan yang dibawa mereka ke kanada, termasuk Richard Parker, seekor Harimau India. Kenapa saya bertahan hidup selama lebih dari setengah Tahun di tengah Lautan? Sekitar 227 hari lamanya Pi dan Richard Parker harus bertahan di tengah lautan terluas di planet ini yang penuh dengan misteri. Sepanjang itu, Pi menyadari bahwa ada hal-hal sederhana yang sebenarnya telah menyelamatkan nyawanya dalam petualangannya di tengah lautan. Pertama, adalah Richard Parker. Andai selama 227 hari itu, Richard Parker tidak menemaninya, barangkali dia sudah tiada. Bukan karena Richard Parker yang meberi dia makan, atau mencarikan ikan lalu memberikannya kepada, Pi, melainkan kehadiran Richard Parker, membuatnya selalu tetap siaga karena Richard Parker adalah seekor harimau buas yang setiap saat jika dia lapar, dia dapat menyantap Pi di tengah lautan. Sehingga kesiap-siagaannya inilah yang membuat dia tetap bertahan.

13631389081297245383

snapshot Pi dan Richard Parker

Yang kedua adalah ketika dia menyadari bahwa mempelajari olahraga renang yang sempat dia tidak senangi menjadi penting dan penentu kehidupannya. Andai saja dia tidak diajarkan berenang oleh Mamaji barangkali Pi telah menjadi bangkai lautan. Yang ketiga adalah, ketika dia menemukan pulau tanpa manusia, dan tiba-tiba dia menemukan satu gigi susu manusia di kelopak tumbuhan yang tidak diketahui namanya itu. Hasil analisisnya adalah, tumbuhan yang ada di pulau ini ternyata akan memakan semua yang ada di sekitarnya termasuk manusia pada malam hari, sehingga tidak ada manusia di pulau itu yang bisa tinggal dan menetap. Ketidaksengajaannya menemukan gigi manusia inilah, yang membuat dia meninggalkan pulau itu dengan segera melanjutkan petualangan di sisa-sisa tenaga dan harapan.

13631392621944754015

snapshot gigi di dalam bunga

Pada pikirannya dia telah sampai pada kesimpulan bahwa ketika manusia memiliki tantangan dan masalah, Tuhan hanya akan melihat dan dia akan memberikan hal-hal sederhana yang tidak akan pernah terpikirkan oleh manusia. Tuhan hanya melihat dan memberikan hal-hal sederhana. Inilah rahasia dan cara Tuhan. Dari petualangnya mempertahankan, hidup, dia merasa bahwa Tuhan begitu dekat. Dan semua hal-hal sederhana yang dialaminya merupakan rencana dan cara Tuhan. Dan sampai pada akhirnya mererka sampai di teluk Meksiko dan ditemukan para nelayan yang sedang melaut ketika itu. Dia pun langsung dibawa ke rumah sakit. Film yang berdurasi sekitar 2 jam ini, memberikan pesan tentang keimanan kita. Cara pandang kita mengenai ketuhanan itu sendiri. Tuhan itu bukan barang wah yang selalu memberikan sesuatu yang wah menurut kalkulasi manusia. Justru Tuhan itu hadir di tengah-tengah kesederhanaan yang terkadang kurang kita sadari. Ketika menonton film ini, mata kita tanpa sengaja akan berkaca seperti kolam renang Piscine Molitor. Bukan karena sedih ataupun bahagia, melainkan ada jiwa yang merasa tersentuh dan ketika itu kita akan sadar bahwa selama ini banyak kejadian sederhana dalam hidup kita, dan Tuhan ada di situ. Tetapi kita lupa bersyukur dan berterima kasih kepada-Nya karena kita hanya menganggap bahwa Tuhan hanya akan memberikan hal-hal yang luar biasa. Padahal sebaliknya, kehadiran Tuhan bermula dari kesederhanaan. Selain sarat dengan pesan, film ini juga disuguhkan dengan kuote-kuote yang dibalut dengan dikisi yang tidak klise. Berikut ini, beberapa kalimat kuote yang bisa saya kutip: "Jika kau tidak fokus, kau tak bisa mengekspresikan cintamu pada Tuhan." "Rasakan tanah di bawah kakimu, buka gerbangmu ke cakrawala. Biarkan energi spiritual memenuhi dirimu dan keluar dari dunia." "Tersenyum 'BINEIA"(walaupun sampai sekarang saya kurang tau arti Bineia) "Harus kembali atau mati berjuang" "Pasir ini begitu hangat dan lembut, seperti wajahku sedang menempel di pipi Tuhan" "Perpisahan yang paling menyakitkan adalah tak sempat mengatakan selamat tinggal." Film LOP, sangat layak diapresiasi positif. Dan semoga dengan menonton film ini, jiwa kita semakin lebih bergairah dalam menatap hidup, masa depan dan cita-cita kita. Dan saya juga berterima kasih kepada Andri 'Tekel' karena telah memberikan film yang luar biasa ini kepada saya. Semoga dia diberkati Tuhan. Akhir kata, mari menonton film yang memberi pesan positif kepada kita, bukan sekedar film 'cengeng' yang sering dijejalin di TV. UOUS [1] Piala Oscar disebut juga Academy Award adalah penghargaan film paling popular di Dunia. Pertama sekali digelar tahun 1929 di Amerika Serikat. [2] Yann Martel adalah penulis novel Life of Pi yang berasal dari kanada. Novel LOP sempat ditolal oleh 5 penerbit di London, hingga akhirnya diterbitkan oleh penerbit Knopf Kanada September 2001. [3] kegiatan buang air seni/pipis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline