Conblock atau konblok adalah sejenis bata yg terbuat dari semen. Benda ini didisain khusus untuk jalan perumahan atau lapangan, plaza, mall, pedestarian-area pejalan kaki. Sepintas, fungsinya memang hanya untuk itu, tatapi bila kita cari diberbagai jurnal ilmiah tentang perumahan, lingkungan, arsitek dan lain2, konblok digunakan bertujuan sebagai area resapan air.
Kini, perumahan2 sudah jarang yg menggunakan konblok sebagai jalan. Mungkin karena pengerjaannya lama, mahal, dan lain2 dibanding cor permanen dengan beton atau aspal.
Saya belum menemukan UU atau Regulasi pemerintah tentang ini, kalau ada rekan nitizen mengetahui UU tersebut sila share di kolom komentar. Ada perbedaan yg jelas antara perumahan lama dan baru. Pengembang perumahan lama masih menggunakan konblok disepanjang jalannya demikian juga diarea fasos dan fasumnya sementara pengembang sekarang menggunakan beton/cor. Setali tiga uang, mungkin karena tidak paham atau tak mau repot, masyarakat, baik lewat dana desa, keluarahan, bahkan swadaya mengganti konblok dengan beton/cor.
Jika kita hitung luas jalan perumahan maka seluas itulah area resapan airnya dengan asumsi menggunakan konblok. Nyatanya, sudah jalananya di cor, gorong2 atau selokan perumahan pun semakin sempit. Kadang tertutup. Alhasil, setiap musim penghujan tiba, kita diperhadapkan pada masalah banjir ini, seolah tak berkesudahan, tak ada solusi.
Setiap tahun pemukiman bertambah dan berbanding terbalik dengan area resapan air, semakin berkurang. Lalu diperparah dengan ulah para pengembang yg menghilangkan konblok di sepanjang jalan perumahan, lengkaplah sudah. Hujan, iklim kita salahkan, sementara hal-hal sederhana kita abaikan.
Catatan tambahan, pengembang perumahan seolah berlomba meninggikan area perumahan untuk menghindari banjir tanpa memikirkan orang lain. Lihat saja perumahan baru, pasti lebih tinggi dengan perumahan2 sebelumnya. Tata ruang pemukiman yang semakin acak2kan ini juga berperan sebagai penyebab banjir.
Banjir oh banjir
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H