Pandemi ini mengajarkan banyal hal, karena kondisi dompet sangat terdampak, kita diajarkan oleh keadaan, hanya membeli barang, yang benar benar dibutuhkan, bukan yang kita inginkan.
Berbicara mengenai smartphone, menurut kamu apakah saat ini merupakan kebutuhan primer atau hanya sekedar keinginan ? Smarphone dan koneksi internet saat ini merupakan kebutuhan hampir semua orang di kota besar. Yang pasti alat ini bisa menunjang produktvitas untuk bekerja dari lapangan. Bekerja via smartphone, seringkali lebih praktis daripada harus membuka laptop. Pekerjaan seperti merevisi skrip, editing video dan mengirimkan file audio visual ke google cloud, kini semuanya bisa dilakukan dari smartphone.
Ada beberapa teman yang punya smartphone mahal, tapi tidak pernah tahu dia punya fitur canggih di genggamannya. Biasanya saya suka bergurau , hapenya mending dijual harga miring saja ke saya, karena kebutuhannya hanya untuk main game,telpon dan WA. Tapi itu kan hak mereka juga ya ? ngapain juga ngurusin orang hehehe...
Kondisi dompet, ternyata berpengaruh terhadap gaya hidup tanpa kita sadari, itu ada benarnya juga. Setelah saya pikir lagi, padahal, saya merasa tidak pernah setia dengan satu merk smartphone dan OS tertentu. Bukan Apple fan boy dan juga bukan Android fanatik. Saya realistis dan perhitungan, melihat apakah harga yang ditawarkan sebuah smartphone sebanding dengan fitur dan teknologi terutama untuk kebutuhan saya.
Sebelum pandemi kondisi bisnis dan keuangan saya sangat baik, tanpa sadar ternyata berpengaruh juga terhadap jenis dan fitur smartphone yang saya miliki.
Seingat saya pernah beberapa kali berganti sistem dan merk smartphone, dari cinematic video iphone 6S+ saat baru pertama launching, kemudian iphone 7S+. Saya hampir meminang Huawei P30 , yang pada akhirnya memilih Samsung S10+ saat baru launching. Karena awal dampak pandemi, saya terpaksa menjualnya. Pengalaman saya, walaupun sama- sama harganya jatuh , tetapi harga bekasnya Iphone masih lebih stabil daripada hape Android.
Hampir membeli Oppo Reno 4 second, karena punya fitur slowmotion 960 fps. Yang menjadi pertimbangan saya saat membeli smartphone, yaitu harga miring, garansi IMEI, punya fitur kamera slomo 960 fps, dan RAM 4 GB. Karena smartphone dengan spek dibawah itu biasanya ngelag untuk editing video di smartphone dan kebutuhan aplikasi standart.
Singkatnya, kondisi saat ini saya harus cukup puas menggunakan smartphone ekonomis yaitu, Red Mi Note 9 Pro, atau hape sejuta umat dan satu smartphone cadangan yang punya fitur slowmotion 960 fps yaitu Sony Xperia XZ3. Saya cukup beruntung dapat barang mulus beli second di Shopee.
Smartphone yang punya fitur gerak lambat hingga 960 fps dengan harga Rp 1,7 juta, jatuh pada pilihan
Sony Xperia XZ3 second . Saya pribadi tidak terganggu dengan bloatware jepangnya, saya memilih untuk menonaktifkan daripada uninstall, walaupun sering terjadi boros batere.
Coba tulis juga pengalaman kamu berapa kali ganti smartphone, dan gadget yang kamu butuhkan untuk kondisimu saat ini, kalo ada pendapat lain boleh juga dishare.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H