- Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
Ki Hajar Dewantara memiliki pemikiran agung terkait pendidikan. Menurut KHD peran mulya guru sebagai penuntun. Guru berperan menuntun segala kekuatan kodrat zaman dan kodrat alam yang ada pada diri anak sebagai manusia individu atau bagian dari masyarakat untuk mencapai kebahagian hakikinya atau setinggi-tingginya.
Jika dianalogikan dengan konsep guru penggerak penuntun ini bermakna pemimpin pembelajaran. Pemimpin yang mampu mengelola pembelajaran yang berpihak kepada murid yang menciptakan murid sebagai subjek dan center dari ilmu pengetahuan. Guru hanya mengarahkan bagaimana murid berkembang sesuai karakter, keunikkan serta memaksimalkan segala potensi yang dimilikinya.
- Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Seorang guru hendaknya memiliki nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam dirinya. Nilai-nilai positif yang mampu mempengaruhi dirinya untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Nilai-nilai yang akan membimbing dan mendorong pendidik untuk mengambil keputusan yang tepat dan bijak. Nilai-nilai seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid merupakan prinsip yang harus dipegang teguh ketika kita berada dalam posisi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang secara logika dan rasa keduanya benar, berada situasi dilema etika (benar vs benar) atau berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang tepat
- Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
Coaching menjadi salah satu proses yang dilakukan guru untuk membuat keputusan yang tepat dan efektif dalam menggali potensi peserta didik. Coaching membantu guru menjalankan proses menuntun murid mendapatkan kemerdekaan belajar dan memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Eksplorasi potensi murid terjalankan dalam proses coaching.
Pengambilan keputusan yang tepat dengan resiko yang sekecil-kecilnya terlaksana dengan coaching. Pertanyaan-pertanyaan pemantik muncul dalam proses coaching. Pertanyaan tersebut menstimulus kerja otak peserta didik untuk bekerja secara maksimal dan melakukan pemetaan untuk menentukan sebuah keputusan yang diambil dari hasil penggalian potensi mereka dan percaya diri dengan bakat dan potensinya.
Pendidik sudah sepatutnya meluangkan waktunya untuk menjalankan proses coaching demi terciptanya kondisi pendidikan yang berpihak pada murid dan mengutamakan kepentingan peserta didik. Kondisi yang menstimulus murid untuk berkembang sesuai dengan kodratnya masing-masing dan mampu menemukan sendiri solusi dari segala permasalahannya.
- Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
Keberpihakan dan mengutamakan kepentingan peserta didik dapat tercipta dari tangan pendidik yang mampu membuat solusi tepat dari setiap permasalahan yang terjadi. Pendidik yang mampu melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang dan pendidik yang dengan tepat mampu membedakan apakah permasalahan yang dihadapi termasuk dilemma etika ataukah bujukan moral.
Nilai-nilai dalam diri seorang guru akan mempengaruhi dirinya dalam mengambil sebuah keputusan. Jika nilai-nilai yang dianutnya adalah nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan dan begitupun sebaliknya jika nilai-nilai yang dianutnya tidak sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma maka keputusan yang diambilnya lebih cenderung hanya benar secara pribadi dan tidak sesuai harapan kebanyakan pihak.
- Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?
Lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman salah satunya terciptanya dari pengambilan keputusan yang tepat. Untuk mendapatkan keputusan yang tepat dapat dilakukan dengan melakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.