Just say the words and we'll beat the birds
Down to Acapulco bay
It's perfect for a flying honeymoon
Sepotong lirik lagu lama 'Come Fly With Me' yang dinyanyikan Frank Sinatra tersebut seolah menegaskan bawa pada jamannya, Acapulco merupakan kota yang indah dan romantis.
Sejak tahun 1950-an tidak ada yang tak kenal Acapulco, salah satu kota wisata paling populer di Mexico, terutama bagi para selebritis dan kalangan berduit. Acapulco terletak di pantai barat Mexico bagian selatan, menghadap ke Samudra Pasifik.
"John dan Jackie Kennedy dulu berbulan madu di sini. John Wayne dan beberapa bintang Hollywood lainnya juga sering datang ke sini untuk berlibur akhir pekan" kata Jose, teman saya orang Mexico, menirukan cerita kakeknya yang pernah tinggal dan bekerja di salah satu hotel ternama di Acapulco pada masa mudanya.
Namun, semua keindahan dan keromantisan tersebut kini hanya tinggal kenangan. Sejak awal 1990-an, dengan sangat cepatnya Acapulco mentransformasi diri menjadi salah satu kota paling brutal dan mematikan di Mexico, bahkan di dunia.
Menurut 'US State Travel Advisories', mengunjungi Acapulco sekarang ini sama berbahayanya dengan berkunjung ke Suriah atau Afghanistan.
Berdasarkan data tahun 2017 untuk kriteria kota dengan tingkat kriminalitas tertinggi, Acapulco menempati peringkat tiga dunia dengan ratio 106,63 pembunuhan per 100.000 penduduk. Sungguh 'prestasi' yang sangat mengejutkan mengingat sejarah panjang keindahan Acapulco sebagai kota wisata. Sebagai perbandingan, tingkat kriminalitas Jakarta adalah 0,61 pembunuhan per 100.000 penduduk.
Mengapa semua itu bisa terjadi ? Jawabannya adalah bahwa semuanya berawal dari bisnis narkoba.
Karena letak geografisnya yang strategis, sejak akhir 1960-an banyak negara-negara penghasil kokain dan marijuana dari Amerika Selatan, terutama Kolumbia, memanfaatkan Mexico sebagai wilayah transit penyelundupan narkoba ke Amerika.
Setiap tahun, skala penyelundupan selalu meningkat dan puncaknya terjadi saat gembong narkoba Kolumbia Pablo Escobar dan Orejuela Bersaudara mengalami masa kejayaan mereka di tahun 1980 hingga awal 1990-an. Pada masa itu, 90% narkoba yang masuk Amerika diselundupkan melalui wilayah Mexico.
Meski menjadi jalur utama lalu-lintas penyelundupan, namun situasi di Mexico pada waktu itu tetap relatif aman karena puluhan kartel penyelundup yang beroperasi masih bisa dipersatukan dan tunduk di bawah komando kartel terkuat yang ada di Mexico, kartel Guadalajara yang dikomandani Felix Gallardo. Saat itu tidak ada persaingan antar kartel dan para hamba hukum, politisi maupun kepolisian Mexico semua berada dibawah kendali Gallardo.