Lihat ke Halaman Asli

Hari Kasih Sayang Atau Hari Kasih Selangkangan

Diperbarui: 16 Februari 2016   06:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebelumnya, saya mohon maaf atas keterlambatan pembicaraan terkait topik tentang hari kasih sayang. Tetapi, semoga hal tersebut tidak menjadi penghalang untuk tetap menjaga legitimasi saya sebagai sosok yang bergelar keyboard warrior. Hehe.

Topik kali ini, cukup menarik. Hampir seluruh anak muda (termasuk alay) yang telah sadar teknologi merayakan Valentine's day dengan berbagai aksi. Mulai dari yang wajar, hingga yang melampaui batas kewajaran. Namun, saya tidak akan membahas panjang lebar mengenai hari cinta-cintaan. Sebab, saya menilai pesta Halloween lebih menyenangkan dan minim kontroversi. Setidaknya, di Indonesia. 

Terkait berbagai pandangan dan pemberitaan tentang Valentine, sedikit saya coba ulas historically.

Melalui kutipan dari berbagai sumber di internet bahwa Valentine's day adalah peringatan akan kisah Rasul Valentinus yang di hukum mati oleh Kaisar Aurelian di tanah Roma pada tahun 273 (masehi). Penyebanya, Rasul Valentine telah menyebarkan ke-Kristenan di tanah yang masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme melalui penyembahan terhadap dewa-dewa. Masih berpikir bahwa Valentine day adalah "produk" yang sarat akan muatan iblis?

Ada juga cerita menarik lainnya tentang 14 February. Masih di tanah Roma, selama kurun waktu 800 tahun, masyarakatnya selalu merayakan tanggal 14 February sebagai festival Lupercalia. Perayaan tersebut adalah ajang mendapat pasangan sex selama setahun penuh. Sekelompok pemuda menuliskan satu nama gadis dan meletakkannya kedalam wadah semacam kendi. Kemudian, salah satu pria mengundi dengan cara mengambil tulisan nama secara acak. Mirip undian doorprize. Legenda mengatakan, pria yang beruntung berkuasa penuh menjadikan si gadis sebagai sex companion selama setahun. Masih berpikir bahwa Valentine day adalah hari penuh cinta, coklat, dan kasih sayang yang tulus?

Apapun makna dan sejarahnya, semoga Valentine Day tidak mendorong kaum muda Indonesia bertindak melanggar hukum dan norma masyarakat.

 

Sumber: 1, 2, 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline